Damailahindonesiaku.com, Banyumas – Ratusan santri dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor, serta Barisan Ansor Serbaguna Nahdatul Ulama (Banser NU) ikut mengawal upaya pemerintah untuk mencegah dan memberantas paham radikalisme di Indonesia.
“Kita bersama membendung paham radikalisme dan aksi terorisme agar mereka tidak bisa membumihanguskan Indonesia. Saya yakin pondok pesantren, serta seluruh warga NU siap mendukung pemerintah untuk mencegah dan bahkan memberantas paham radikalisme dan terorisme. Itu wajib karena mereka mengharamkan kelompok dari luar dan mereka merasa paling Islam sehingga kita dianggap oleh mereka itu kafir sehingga kalau kafir darah itu dianggap halal,” ucap Anggota Komisi III DPR RI H Yaqut Cholis Qoumas pada diskusi bertema “Menanggulangi Kekerasan Atas Nama Agama, Mengajarkan Islam Damai di Bumi Nusantara”. di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Sirau, Kemranjen, Banyumas, Kamis (28/5/2015).
Yaqut yang juga Wakil Ketua GP Ansor ini menilai, langkah BNPT merangkul organisasi Islam seperti NU juga Muhammadiyah dan organisasi Islam yang tidak berpaham radikalisme sudah tepat. Pasalnya, NU dengan ribuan pondok pesantren di Indonesia menjadi tempat yang tepat untuk menyuarakan perdamaian. Ia berharap kegiatan seperti ini harus terus berjalan secara kontinyu dan terprogram.
“Radikalisme dan terorisme ini sudah menjadi isu internasional. Kita tidak boleh lengah dan harus terus fokus memeranginya. Tentu saja sebagai mitra BNPT di Komisi III DPR RI, kami siap membantu untuk program-program BNPT dari segi kebijakan,” kata Yaqut.
Pengasuh sekaligus pimpinan Ponpes Roudlotul Tholibin KH Ahmad Mukhozis Nur menimpali bahwa pondok pesantrennya tidak pernah mau berkompromi dengan paham-paham radikalisme dan terorisme. Bahkan saat perjuangan kemerdekaan dulu, pondok pesantren selalu menjadi yang terdepan dalam memerangi kekerasan, yang saat ini dilakukan penjajah Belanda.
Sekarang ia sadar ancaman terbesar Indonesia adalah radikalisme dan terorisme. Untuk itu, ia sangat mendukung upaya-upaya pencegahan yang dilakukan baik itu oleh pemerintah dan masyarakat dalam memerangi radikalisme.
“Konsep saya kepada banser pegang teguh jadilah sebaik-baik manusia dihadapan Allah. Kalau ini dipegang, Insya Allah dimanapun hidup tidak akan terjadi aneh-aneh. Inilah yang harus kita jaga dan bisa membawa kelunakan hati dan siap menghadapi tantangan. Ini pesan saya kepada seluruh warga NU dengan Ansor dan Banser untuk terus bersatu untuk memerangi paham radikalisme,” ungkap Kiai Mukhozis.
Hal yang sama diungkapkan oleh KH Rokib dari Ponpes Krapyak. Menurutnya, ancaman radikalisme ini sudah menjalar ke sendi-sendi masyarakat. Bahkan, saat ini, bentuk-bentuk paham negatif itu bisa memasuki kalangan terpelajar seperti perguruan tinggi.
“Gerakan-gerakan seperti ini harus terus digalakkan. Sudah banyak mahasiswa/mahasiswi kita yang teracuni aliran tersebut. Kita harus lebih gencar melakukan melakukan deradikalisasi. Kami dari bawah siap membantu BNPT untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat atau pun ke dunia pendidikan,” papar KH Rokib.
Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Dr Irfan Idris MA juga mengingatkan kepada generasi muda untuk tidak salah jalan. “Dan pesantren adalah salah satu tempat terbaik untuk memberikan contoh dalam melahirkan generasi muda yang cinta damai. Jangan karena pengaruh-pengaruh bacaan atau orang lain, generasi muda kita menjadi tersesat,” katanya.
Selain pembicara diatas, hadir dalam halaqoh itu adalah mantan aktivis Jemaah Islamiyah Ustadz Abdurrahman Ayub. Pada kesempatan itu, Ustadz
Ayub mengajak semua orang, terutama generasi untuk tidak mengikuti jalan yang pernah ia tempuh.
“Saya hadir di sini untuk membagi pengalaman buruk agar adik-adik dan masyarakat di sini tidak ikut-ikutan. Saya dulu terbawa masuk JI karena saat itu, saya labil. Saat itu saya masih kelas dua STM. Jadi saya mengajak generasi muda untuk selalu berbuat positif dan tidak terbawa propaganda gerakan radikalisme yang bisa menyeret menjadi terorisme,” jelas Ayub.
“Saya tidak mau diulang oleh adik-adik di sini. Dan bersyukurkan bangsa ini dengan pondok pesantren seperti ini sehingga anak-anak muda tertampung, terarah, untuk mejadi tiang-tiang memperjuangkan keutuhan NKRI,” tandas Ayub.