Pameran AKI 2024 Kenalkan Warisan Seni Budaya Nusantara ke Generasi Muda

Jakarta – Pameran Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 memperluas
misinya dalam menjaga dan mewariskan seni serta budaya Indonesia ke
generasi muda, termasuk anak-anak. Acara yang berlangsung di Avenue of
the Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 5-10 November 2024,
juga menyajikan kegiatan yang menjaga nilai budaya Nusantara agar
tetap relevan di era modern.

Dalam kesempatan tersebut, turut diadakan workshop seni rupa anak oleh
RURUKIDS bertajuk Pesona Budaya Nusantara dengan medium topeng.
Puluhan anak antusias mengikuti kegiatan melukis dan membuat kolase di
atas topeng tradisional.

Kegiatan tersebut dirancang agar anak-anak tidak hanya menikmati karya
seni, tetapi juga merasakan kedekatan dengan budaya Indonesia melalui
visual dan kreativitas mereka sendiri, dengan tujuan mengenalkan
budaya Nusantara dengan cara yang menyenangkan dan interaktif bagi
anak-anak.

“Sesuai motto kami “Kids are important, they are our future”. Karena
bagi kami, anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan penting di
masa depan. Berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang seni dan
kebudayaan sejak dini dapat mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta
tanah air,” ungkap Member RURUKIDS, Hayisa Oktariza.

Selain workshop seni rupa anak, Pameran AKI 2024 pada Sabtu, 9
November 2024, ini juga menyajikan pertunjukan teater boneka Papermoon
Puppet Theatre. Maria Tri Sulistiyani, yang akrab disapa Ria Papermoon
(Pencetus teater boneka “Papermoon Puppet”) menyampaikan pandangannya
tentang cara-cara agar budaya Indonesia dapat terus relevan dan
menarik bagi audiens masa kini.

Menurutnya, seni adalah cermin dari Indonesia saat ini, yang dapat
kita perkenalkan kepada dunia melalui pengadaptasian budaya yang
kreatif.

“Budaya harus bisa menggambarkan karakter bangsa kita dengan cara yang sesuai
zaman, tapi tetap memegang nilai-nilai yang kita junjung,” ungkap Ria
dalam sharing
session “Culture & Creative” di Pameran AKI 2024, Sabtu, 9 November 2024.

Dengan perspektif ini, Papermoon Puppet Theatre berupaya mengemas
kisah-kisah budaya dalam bentuk pertunjukan teater boneka yang bisa
dinikmati berbagai kalangan, sekaligus memperkenalkan potret Indonesia
di kancah internasional.

Sebagai seorang seniman yang mendirikan Papermoon Puppet pada tahun
2006, Ria Papermoon berhasil menggabungkan elemen-elemen budaya lokal
dengan sentuhan modern sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat lintas
usia.

“Papermoon Puppet adalah upaya saya untuk mengangkat kisah-kisah
Indonesia dan menceritakannya dengan cara yang bisa dipahami oleh
semua orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur Ria.

Menurut Ria, pendekatan yang ia gunakan adalah mengadaptasi budaya
lokal ke dalam karya seni yang sederhana namun kuat secara emosional,
seperti teater boneka. Karya Papermoon Puppet dikenal dengan
pementasan yang menggugah perasaan, menghidupkan kisah-kisah Indonesia
melalui boneka-boneka yang dirancang untuk berbicara kepada jiwa
penonton dari berbagai latar belakang budaya, seperti halnya
pementasan The Scavenger di sela-sela Pameran AKI 2024, Papermoon
Puppet bukan hanya sekadar “tampil”, tetapi juga menghubungkan seni,
budaya, dan lingkungan.

Senada dengan Maria, Founder Ganara Art, Tita Djumaryo, juga
menekankan pentingnya pendekatan inovatif agar seni budaya menjadi
sesuatu yang menarik dan mudah dijangkau oleh generasi muda. Ganara
Art yang dikenal aktif dalam mengadakan kelas seni bagi anak-anak
hingga dewasa menggunakan metode pembelajaran yang menggabungkan seni
visual dengan narasi budaya.

“Generasi muda kita lebih terbuka dengan metode yang kreatif. Seni dan
budaya bisa disampaikan dengan cara-cara inovatif agar mereka lebih
terhubung dan antusias untuk belajar,” jelas Tita.

Menurutnya, langkah ini penting agar seni budaya tidak hanya menjadi
warisan, tetapi juga bagian yang hidup dalam keseharian anak-anak dan
generasi muda Indonesia. Pada acara puncak Pameran AKI 2024, selain
workshop seni rupa anak dari Rurukids dan sharing session “Culture &
Creative”, para pengunjung juga dimanjakan oleh senandung dari
Nonaria, sebagai penutup malam puncak Pameran AKI 2024.

Pameran yang berfokus memperkenalkan karya dan profil para penerima
penghargaan AKI 2024, ini juga memperlihatkan kolaborasi antara para
penggiat seni untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya
sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi orang
tua untuk turut mendukung pendidikan seni bagi anak-anak mereka