Bumikan Nilai-Nilai Pancasila Untuk Ciptakan Karakter Ke-Indonesiaan
di Masyarakat

Jakarta  – Membumikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sangat penting untuk menciptakan karakter ke-Indonesiaan di
masyarakat. Bila itu terwujud, maka Indonesia akan mennjadi negara
unggul dan kukuh dalam bingkai NKRI.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Konferensi Wali Gereja
Indonesia, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM dalam sebuah dialog
kebangsaan sebagai rangkaian kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani
(Pesparani) Katolik tingkat Nasional III.

Paskalis mengatakan Pancasila bukan saja sebagai dasar negara,
melainkan sebagai warisan budaya serta pandangan hidup bangsa.

“Apabila dikaji dengan baik, nampak kelima sila mengandung makna
kemanusiaan yang sejalan dengan cita-cita luhur umat Katolik
berdasarkan imannya kepada Tuhan kita Yesus Kristus,” kata Paskalis
dalam dialog kebangsaan itu di kawasan Ancol, Jakarta, Senin
(30/10/2023), dikutip dari tribunnews.com.

Dia berharap dialog kebangsaan tersebut hendaknya melihat kembali
karakter kebangsaan ke-Indonesiaan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

“Saya berharap bahwa semoga seminar ini membawa kita kedua hal ini;
pertama, melihat sejarah, membumi Indonesia. Sejarah bagaimana
karakter ke-Indonesiaan dari nilai-nilai Pancasila itu membumi.
Artinya dihidupi, tadi disinggung soal sumpah pemuda, juga kemudian
kemerdekaan kita,” ujar Paskalis.

Selain itu, Paskalis menyebut pentingnya untuk kembali melihat sejarah
ke-Indonesiaan dalam konteks membumikan nilai-nilai Pancasila.

Kedua, kata dia, dialog kebangsaan itu diharapkan akan memberikan
insight baru untuk terus-menerus menginternalisasi nilai-nilai
Pancasila.

“Dan menghidupinya (nilai-nilai Pancasila) demi Indonesia maju atau
menyambut satu abad Indonesia merdeka,” ucap Paskalis.

Sementara, Sekretaris Umum Lembaga Pembinaan Pengembangan Pesparani
Katolik Nasional Aloma Sarumaha menyebut umat Katolik juga mempunyai
tugas istimewa untuk mewujudkan Indonesia yang unggul.

“Kalau kita di Katolik kita sebut dengan 100 persen katolik, 100
persen Indonesia,” ucap Aloma dalam kesempatan itu.

Hadir sebagai narasumber dalam dialog kebangsaan ini yakni Rektor
Universitas Tarumanegara Agustinus Purna Irawan, Ivan Nestorman selaku
musisi dan budayawan, dan berbagai narasumber lainnya.