Lepas Jaringan Radikal, Warga Binaan Terorisme di Palu Kembali ke Pelukan NKRI

Lepas Jaringan Radikal, Warga Binaan Terorisme di Palu Kembali ke Pelukan NKRI

Palu – Seorang narapidana terorisme, Ihsanuddin, menyatakan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam sebuah prosesi yang digelar di Aula Lapas Kelas II Palu, Jalan Dewi Sartika, Kamis.

Dalam kesempatan itu, pria kelahiran Kuningan berusia 47 tahun tersebut juga menyampaikan ikrar melepaskan baiat dari pimpinan atau jaringan organisasi radikal dan teror yang berseberangan dengan prinsip NKRI.

Ihsanuddin sebelumnya divonis enam tahun penjara oleh Pengadilan Jakarta Timur dan kini masih harus menjalani sekitar tiga tahun sisa masa pidana. Ia diketahui pernah terafiliasi dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII).

Setelah pembacaan ikrar, Ihsanuddin mengajak rekannya sesama warga binaan agar mengikuti langkah serupa. “Negara memberikan ruang bagi kita untuk menjalankan ajaran Islam dengan dewasa. Saya mengajak teman-teman untuk kembali kepada NKRI,” ujarnya.

Kepala Lapas Kelas II Palu, Makmur, menjelaskan bahwa Ihsan menjalani proses pembinaan secara utuh sebagaimana warga binaan lainnya, termasuk pembinaan keagamaan. “Tidak ada perlakuan khusus. Semua mengikuti pola pembinaan yang sama,” kata Makmur.

Ia menambahkan bahwa pendekatan komunikasi menjadi unsur penting dalam rangka deradikalisasi di dalam lapas. Makmur menegaskan bahwa keputusan Ihsan untuk berikrar kembali adalah kemauan pribadi, tanpa tekanan dari pihak manapun. “Dia sendiri yang mengajukan permintaan dan berharap prosesi ini bisa dilakukan secepatnya,” jelasnya.

Dari seluruh warga binaan di Lapas Palu, Ihsan adalah satu-satunya yang tengah menjalani hukuman terkait kasus terorisme. Selama di lapas, Ia disebut membaur dengan penghuni lain dan mengikuti seluruh program pembinaan tanpa hambatan.

Dengan ikrar yang dibacakan, hak-hak pemasyarakatan Ihsanuddin kini kembali dapat diakses. “Mulai hari ini, semua hak seperti izin dan program pembinaan sesuai regulasi dapat diberikan. Ia sudah menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati,” ujar Makmur. Pihak lapas memastikan koordinasi dengan aparat terkait akan terus diperkuat untuk menjamin keberlanjutan proses pembinaan dan deradikalisasi, terutama bagi warga binaan yang bersiap kembali ke masyarakat.