Belum surut pemberitaan media tentang sikap tegas pemerintah yang tidak memberi ruang pada perkembangan situs-situ berisi paham-paham radikal-terorisme. Salah satu sebabnya adalah munculnya tuduhan bahwa sikap pemerintah yang menutup paksa situs-situs tersebut adalah bagian dari agenda besar PKI, menghancurkan Islam dan menggantinya dengan ideologi komunis. Aduh, apalagi ini??
Beberapa penikmat situs-situs radikal memang sempat melontarkan isu komunisme sebagai analisa atas sikap ‘kasar’ pemerintah yang menggulung ‘taman bermain’ mereka. Mereka yakin bahwa pemerintah sedang menghancurkan Islam, dimulai dengan menggerus Islam dari ranah situs. Mereka lupa -atau memang sengaja tidak peduli—bahwa pemerintah hanya menjegal situs-situs radikal, bukan islam. Coba perhatikan data yang ada di bawah ini:
Perbandingan Situs Yang Ditutup dan Tidak Ditutup
Dari segi kuantitas, jumlah situs dengan konten islami jauh lebih banyak daripada mereka yang ditutup, sehingga kita sebenarnya masih punya banyak pilihan lain untuk belajar tentang Islam, yang damai dan menyejukkan. Sementara dari segi kualitas, situs-situs yang tidak ditutup oleh pemerintah menyajikan konten yang lebih akurat dan mantab, dus kita masih bisa terus belajar tanpa khawatir kewarasan kita bakal terpelintir.
Oleh karenanya tuduhan bahwa penutupan situs-situs radikal yang dilakukan pemerintah didasari oleh tekanan dari PKI jelas sangat tidak berdasar! Silahkan anda mengunjungi situs-situs yang tidak ditutup pemerintah, supaya anda dapat menyaksikan sendiri bahwa situs-situs tersebut berisi konten-konten islami, bukan PKI.
Dunia maya juga sempat dihebohkan dengan munculnya berita yang menyatakan bahwa Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnain, menyatakan bahwa “negeri ini sudah dikuasai PKI” sebagai respon atas penutupan situs-situs radikal. Jika berita tersebut benar, tentu hal ini sangat disayangkan, karena –lagi-lagi—pemerintah hanya menutup situs yangradikal. Situs yang ‘gemar’ mengumbar ajakan pada peperangan.
Contoh Situs Akan Ditutup
Saya pribadi sangat tidak setuju dengan paham komunisme, sama dengan tidak setujunya saya dengan paham radikal. Keduanya tidak berorientasi pada kemaslahatan ummat, yang ada malah membuat level sinting kita meningkat pesat. Itulah sebabnya saya tidak ikut blingsatan di tagar #KembalikanMediaIslam, karena media Islam masih beredar seperti biasanya, yang diberedel kan hanya media-media yang menebar kebencian, permusuhan dan ajakan untuk melakukan kekerasan, bukan media Islam.
salam damai!