Subang – Upaya menangkal penyebaran ideologi kekerasan tidak hanya dilakukan dari pusat, tetapi justru dimulai dari desa. Pesan itu mengemuka dalam Kegiatan Kerukunan Beragama dan Toleransi yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Desa Sidajaya, Kabupaten Subang, Sabtu (13/12/2025).
Kepala BNPT Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan pilar penting dalam membangun kesiapsiagaan nasional sekaligus memperkuat ketahanan desa dari infiltrasi ideologi radikal dan terorisme.
“Hari ini kita melihat keseriusan warga Desa Sidajaya dalam menjaga kedaulatan ideologi dari tingkat paling dasar, yaitu desa. Ini adalah modal penting bagi ketahanan nasional,” ujar Eddy Hartono.
Ia menjelaskan, pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan terorisme merupakan bagian dari implementasi sasaran strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Salah satu fokus utama BNPT dalam periode tersebut adalah sinergi pertahanan dan keamanan melalui pendekatan pencegahan berbasis komunitas.
“BNPT memiliki empat kegiatan prioritas dalam RPJMN, dan salah satunya adalah sinergi pertahanan dan keamanan. Pencegahan terorisme dilakukan melalui kesiapsiagaan nasional, yang diwujudkan dengan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Selain aspek keamanan, Eddy menambahkan bahwa kegiatan ini juga sejalan dengan prioritas nasional lainnya, yakni penguatan kehidupan sosial yang harmonis dengan lingkungan, budaya, dan peningkatan toleransi antarumat beragama sebagai fondasi masyarakat yang adil dan makmur.
“Kegiatan silaturahmi ini menjadi wujud nyata bagaimana harmoni antara manusia, alam, dan nilai-nilai kebersamaan dapat memperkuat persatuan serta kerukunan antarumat beragama,” katanya.
Lebih jauh, Kepala BNPT menekankan pentingnya kolaborasi menyeluruh antara pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan unsur pemuda dalam strategi penanggulangan terorisme dari hulu hingga hilir. Ia berharap Desa Sidajaya dapat menjadi desa percontohan nasional dalam praktik kerukunan dan toleransi.
“Kita menyaksikan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat. Harapannya, Desa Sidajaya bisa menjadi model desa toleran di tingkat nasional,” tambahnya.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M., menyoroti dinamika pembangunan daerah yang perlu diimbangi dengan kewaspadaan sosial. Ia menyebut keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Subang sebagai peluang sekaligus tantangan.
“KEK membuka ruang pertumbuhan ekonomi, namun juga berpotensi menjadi pintu masuk paham radikal. Karena itu, kewaspadaan, toleransi, dan kontribusi seluruh elemen masyarakat harus terus diperkuat,” ujarnya.
Dari kalangan generasi muda, perwakilan siswa SMKN 1 Cipunagara Subang, Arka Ruhiyat, menyatakan komitmennya untuk menjadi agen perubahan dengan menyebarkan nilai-nilai toleransi di lingkungan sekolah.
“Kegiatannya sangat bermanfaat. Kami jadi lebih semangat untuk menyebarkan nilai toleransi dan menjaga persatuan di sekolah,” katanya.
Kegiatan ini turut dihadiri unsur pemerintah daerah, pelajar, tokoh lintas agama, tokoh organisasi kemasyarakatan, serta tokoh budaya lokal, menegaskan bahwa pencegahan terorisme merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!