Mamuju — Sebanyak 751 Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di lingkungan
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat menerima pembekalan penting
tentang pencegahan paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan
Terorisme (IRET) di Mamuju, Senin (26/5/2025).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Kasatgaswil Densus 88 Antiteror
Polri Wilayah Sulawesi Barat, AKBP Johanes Budi Harahap, S.IK,. Dalam
paparannya, AKBP Johanes mengungkapkan bahwa ancaman paham intoleransi
kini kian nyata, bahkan telah menyusup hingga ke dunia pendidikan,
termasuk pada anak-anak usia dini. Ia menyoroti tren keterlibatan
perempuan dan keluarga dalam aksi terorisme yang berakar dari proses
doktrinasi sejak usia muda.
“Peran orang tua dalam membentuk karakter anak sangat krusial agar
tidak terpapar paham IRET,” ujar AKBP Johanes dikutip dari
Kemenag.go.id.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, indeks potensi radikalisme
meningkat menjadi 11,7%, naik 1,7% dari tahun sebelumnya. Fakta ini
menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial.
“Deteksi dini dan kepedulian sosial menjadi kunci utama dalam
pencegahan,” ujarnya.
Kementerian Agama melalui para penyuluh agama memiliki peran strategis
dalam membangun kesadaran dan menyebarluaskan nilai-nilai toleransi
serta moderasi beragama. Upaya ini mencakup penyebaran konten moderat
di media sosial, penangkalan hoaks, serta keterlibatan aktif dalam
kontra narasi terhadap konten radikal.
Kakanwil Kemenag Sulawesi Barat yang diwakili Kabag TU H. Suharli
menegaskan bahwa pembekalan ini menjadi bagian dari komitmen
Kementerian Agama untuk menciptakan ASN yang tidak hanya profesional,
tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan tanggung jawab moral dalam
menjaga kerukunan serta kedamaian di tengah masyarakat.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!