Jakarta – Indonesia dan China berkomitmen untuk meningkatkan kerja
sama dalam pencegahan terorisme pada pertemuan di Jakarta, Kamis
(5/12). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI
Komjen Pol. Eddy Hartono mengatakan kerja sama Indonesia dan China
dalam rangka peningkatan kapasitas sangat penting dalam mencegah
terorisme.
“Kolaborasi ini juga diharapkan mampu memberikan solusi efektif dalam
menangani permasalahan terorisme, yang tidak hanya membahayakan
keamanan nasional, tetapi juga stabilitas kawasan,” ujar Eddy seperti
dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Adapun dalam pertemuan tersebut, Kepala BNPT RI bersama Duta Besar
(Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rakyat China untuk RI
Wang Lutong membahas penguatan kerja sama dalam meningkatkan keamanan
nasional kedua negara dan kawasan.
Eddy menegaskan bahwa BNPT RI akan berupaya maksimal untuk memastikan
situasi dalam negeri tetap kondusif dan aman dari terorisme.
“Kami terus berkomitmen untuk menjaga keamanan karena ini kewajiban
kami supaya situasi tetap kondusif agar tidak terjadi suatu hal yang
tidak diinginkan,” ucap dia.
Mengingat kedua negara memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi
terorisme, diskusi tersebut menyoroti berbagai langkah konkret yang
dapat diambil untuk saling mendukung upaya penanggulangan terorisme,
termasuk penanganan anak-anak yang terasosiasi dengan kelompok teror.
Ia menilai pertemuan itu menjadi momentum untuk mempererat kerja sama
kedua negara dalam menghadapi ancaman terorisme yang semakin kompleks.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Wang Luntong berharap BNPT RI dan
pemerintah China bisa melakukan kerja sama penanggulangan terorisme
dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas kedua negara.
“Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia dan China adalah
korban terorisme,” ungkap Wan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik dan Keamanan
(Polkam) RI Jenderal Polisi Purn. Budi Gunawan menyebutkan dalam
perkembangan saat ini aktivitas terorisme global menunjukkan berbagai
tanda kebangkitan.
“Ini ditandai dengan radikalisasi generasi muda yang menggunakan isu
genosida, Israel di Gaza, kemudian Hizbullah di Lebanon, dan kelompok
proksi Iran di Suriah,” kata Budi dalam acara Publikasi I-KHUB BNPT
CT/VE Outlook 2024 dan Peta Jalan Komstra PE di Jakarta, Selasa
(3/12).
Maka dari itu, dia menilai perkembangan tersebut perlu terus dicermati
bersama dan diantisipasi agar tidak memengaruhi dan membangkitkan
kelompok teror atau sel-sel teror yang berada di Indonesia.