Damaskus – Wabah pandemi virus corona rupanya tak hanya membuat sistem perekonomian, perdagangan, serta jaringan transportasi dunia lumpuh. Para militan ISIS juga ikut-ikutan menunda rencana aksi teror mereka terhadap warga di dunia. ISIS mengimbau agar seluruh cabang di beberapa negara di Eropa untuk menunda gencatan senjata terlebih dahulu.
Dikutip New York Post, ISIS yang sebelumnya sangat gencar menyerang sejumlah kota di Eropa, kini harus terdiam dan berbalik arah. Setiap anggotanya yang sakit di Eropa diminta untuk tetap berada di tempat. Keputusan itu diberlakukan mengikuti hukum syariah menurut surat kabar internal mereka, An-Naba.
“Orang-orang sehat tak boleh memasuki negeri yang terjangkiti epidemi dan yang terinfeksi tak boleh keluar dari sana,” tertulis dalam surat kabar tersebut.
Tak cuma itu, An-Naba pun menyebut wabah virus corona sebagai bagian dari ‘azab Allah yang dikirim kepada siapa saja yang Ia kehendaki’.
Namun, ternyata mereka juga menginstruksikan para pendukung di negara-negara tersebut untuk menjaga kebersihan diri.
Daily Express melaporkan, ISIS menyuruh setiap pendukungnya untuk menutup mulut saat menguap dan bersin sesering mencuci tangan dengan teratur. Semua wajib dilakukan agar penyebaran virus corona bisa dicegah.
ISIS telah lama kalah di basisnya, Irak dan Suriah. Pasukannya telah diberantas hingga ke pertahanan terakhir di Kota Baghouz. Namun, ISIS belum sepenuhnya mati di Timur Tengah. Menurut Amerika Serikat (AS), hilangnya basis mereka bukan berarti akhir dari kelompok tersebut
“Kekalahan ‘kekhalifahan secara fisik’ tidak berarti akhir dari ISIS,” ujar mantan utusan khusus militer AS untuk koalisi global melawan ISIS, Brett McGurk pada Maret 2019.
Alhasil, kelompok ini masih sangat ditakuti bahkan menjadi bahan bakar Islamophobia. Usai basisnya bubar, banyak eks ISIS yang berupaya kembali ke negara asal. Sayang, mereka ditolak karena dianggap bisa menimbulkan banyak masalah.