Moskow – Lebih dari 30 anak berusia antara satu hingga tiga tahun terbang dari Irak ke Rusia. Ibu-ibu dari puluhan balita itu diketahui berada di penjara atas tuduhan terorisme. Kementerian luar negeri Rusia menyatakan, 32 balita itu ditahan di penjara Irak. Para ibu itu sedang menjalani hukuman atau menunggu persidangan karena terlibat ISIS. Kementerian kesehatan menyatakan, anak-anak yang tiba di Moskow pada Senin malam, dibawa langsung ke rumah sakit untuk menjalani tes medis.
Dikutip dari AFP, Kelompok yang terdiri dari sekitar 122 anak di bawah umur, berusia antara satu hingga 15 tahun, dikirim dari Irak ke Rusia sejak Desember tahun lalu. Rombongan terakhir dipulangkan pada Juli lalu.
Warga negara Rusia adalah di antara kontingen pejuang terbesar ISIS. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak dan berada di wilayah Kaukasus yang mayoritas penduduknya Muslim, terutama Chechnya.
Negara-negara seperti Inggris dan Prancis sudah mencabut kewarganegaraan para pejuang ISIS, sementara pemerintah Rusia, terutama Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov, mendorong mereka untuk pulang kembali.
Namun pada November, kepala badan intelijen Rusia FSB, Alexander Bortnikov, memperingatkan adanya risiko dari pemulangan sekitar 2.000 istri dan anak-anak ISIS yang bertempur di Irak dan Suriah.