Ankara – Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan pihaknya akan mulai memulanhkan militan ISIS ke negara asalnya mulai awal pekan depan.
“Sekarang kami memberi tahu Anda bahwa kami akan mengirimkan mereka [militan ISIS] kembali ke negara Anda. Kami akan memulainya pada hari Senin,” ungkap Soylu dikutip AFP, Minggu (10/11).
Soylu mengatakan setidaknya ada hampir 1.200 anggota ISIS yang mendekam dalam tahanan Turki. Jumlah tersebut belum termasuk penangkapan terhadap 287 anggota ISIS dalam operasi terbaru di Suriah utara.
Kendati demikian, Turki mengkritik negara-negara Barat yang menolak untuk menerima kepulangan warga negaranya yang bergabung dengan ISIS ke Suriah dan Irak. Masih belum jelas bagaimana nasib militan ISIS yang telah kehilangan status kewarganegaraan mereka.
Inggris menjadi salah satu negara di Eropa yang telah mencabut status kewarganegaraan terhadap 100 orang yang diduga bergabung dengan kelompok jihadis.
Merujuk pada Konvensi New York 1961, kebijakan mencabut status kewarganergaan sebenarnya tergolong ilegal. Namun beberapa negara seperti Inggris dan Prancis belum meratifikasi kebijakan pencabutan warga negara terhadap warga negaranya yang terlibat aktivitas jihad.
Upaya Turki memerangi kelompok jihadis ISIS belakangan kian gencar. Dalam beberapa hari terakhir Turki melaporkan telah menangkap sejumlah tokoh termasuk istri, anak, dan saudara perempuan mendiang pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi.
Pada Kamis (7/11) kepolisian Turki melaporkan telah menangkap 17 warga negara asing yang diduga memiliki hubungan dengan jihadis ISIS. Ketujuhbelas orang yang diamankan ditangkap dan dibawa untuk diinterogasi oleh petugas anti-terorisme di Ankara.