Tunis – Kepolisian Tunisia menangkap 12 terduga anggota kelompok militan ISIS dan juga menyita sejumlah material untuk membuat bom, dalam sebuah operasi yang digelar setelah terjadinya bom bunuh diri bulan lalu.
Menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri Tunisia, seperti dikutip oleh kantor berita AFP, Minggu (2/12), petugas juga “menangkap empat sel takfiri (ekstremis) di beberapa wilayah.”
Tunisia menggelar operasi anti-terorisme usai seorang wanita berusia 30 tahun meledakkan diri di Tunis pada 29 Oktober lalu. Ledakan di wilayah Avenue Habib Gourguiba itu melukai 26 orang. Itu adalah serangan teror pertama di Tunis sejak November 2015.
Tidak ada pihak yang bertanggung jawab pada serangan tersebut, namun otoritas Tunisia menyebutkan bahwa pelaku bernama Mna Guebla telah mendeklarasikan kesetiaan kepada ISIS.
“Pelaku bom bunuh diri pernah melakukan kontak dengan beberapa petinggi ISIS di dalam dan luar negara ini, serta pernah juga menjadi perantara via internet,” ujar Kemendagri Tunisia.
Baca juga : Militer Tunisia Lucuti Empat Sel Tidur Teroris
Disebutkan juga bahwa ISIS mengajari Guebla cara membuat bahan peledak. Bom yang digunakan dalam serangan pada 29 Oktober dibuat sendiri oleh Guebla.
Sementara itu dalam pernyataan terpisah pada sabtu kemarin, Kemendagri Tunisia melaporkan bahwa sebuah patroli polisi diserang grup bersenjata di Kasserine, sebuah kota pinggiran di wilayah barat. Seorang pejalan kaki terluka dalam serangan tersebut.
Melalui akun Telegram, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Ia mengatakan para militannya telah menembaki patroli petugas keamanan.
Ribuan warga Tunisia diyakini telah bergabung dengan ISIS di Irak, Suriah dan juga Libya. Pada November 2015, sebuah bom bunuh diri menewaskan 12 agen keamanan di dalam sebuah bus yang digunakan pasukan pengaman presiden Tunisia. Serangan tersebut diklaim ISIS.
Pada Juni 2015, seorang pemuda menembakkan senjata api secara brutal di kawasan resor Sousse. Penembakan menewaskan 38 orang, termasuk 30 warga Inggris. Tiga bulan sebelumnya, serangan teror di Museum Nasional Bardo di Tunis menewaskan 22 orang.
Dua serangan itu, yang juga diklaim ISIS, sempat menghancurkan sektor pariwisata Tunisia yang merupakan salah satu pemasukan utama negara tersebut.