Washington – Komandan Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Joseph Votel, membantah laporan media bahwa ratusan militan ISIS yang menyerah di Afghanistan diperlakukan seperti “tamu terhormat”. Dia menegaskan bahwa mereka adalah tawanan perang pada umumnya.
Seorang komandan kelompok ISIS dan sekitar 250 anggotanya yang menyerah pada pihak berwenang di Afghanistan utara pada pekan lalu. Menurut Votel, mereka telah dipindahkan ke fasilitas penahanan pemerintah, dimana nantinya mereka akan diselidiki dan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan perang yang dilakukan.
Pernyataan Jenderal AS itu sebagai respons atas laporan media yang menyebut bahwa baru-baru ini ratusan anggota ISIS telah ditempatkan di rumah-rumah tamu di sebuah wilayah di Afghanistan. Menurut laporan itu, perlakuan layaknya “tamu terhormat” tersebut untuk melindungi mereka dari serangan kelompok Taliban. Laporan media AS itu juga menyebut bahwa para anggota ISIS diizinkan untuk memegang ponsel dan melakukan komunikasi.
“Pemerintah Afghanistan telah meyakinkan kami bahwa petempur ISIS ini akan diperlakukan sebagai tawanan perang,” kata Votel, seperti dikutip NBC News, Kamis (9/8/2018).
Kendati demikian, Votel mengatakan bahwa pemerintah Afganistan mengakui pihaknya menangani situasi itu dengan cara yang lebih baik. Presiden Ashraf Ghani dan Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah telah berjanji bahwa tahanan ISIS akan menghadapi proses pengadilan. Mereka dituduh melakukan eksekusi dan pemerkosaan terhadap warga Afghanistan.