Jakarta – Filipina Selatan yang mulai kondusif pasca Tragedi Marawi kembali menjadi sasaran aksi teror. Sebuah bom mobil meledak di Desa Colonia, Provinsi Pulau Basilan, sebelah selatan Filipina dan menewaskan seorang tentara, lima anggota milisi, dan empat orang penduduk desa. Bom itu meledak saat petugas tengah memeriksa sebuah kendaraan di pos pemeriksaan.
Juru bicara militer setempat, Letnan Kolenel Gerry Besana, menyebut satu anggota milisi lainnya terluka dalam serangan bom tidak terduga tersebut. Insiden itu juga menghancurkan bagian barikade yang mengelilingi pos militer milisi di desa itu.
Dikutip dari time.com, Selasa (31/7), Besana mengungkapkam bahwa serangan bom mobil tersebut adalah lanjutan dari berbagai ancaman teror yang menyasar pos-pos militer, termasuk pos pemeriksaan jalan digalakkan di banyak wilayah di selatan Filipina.
Polisi mengatakan ledakan bom tersebut terjadi setelah anggota milis menghentikan laju mobil van yang mereka kendarai di sebuah pos pemeriksaan. Akan tetapi, tidak dijelaskan bagaimana rincian lain tentang gerak-gerik pengemudi.
Penduduk desa yang tewas dalam ledakan itu diketahui merupakan kerabat anggota milisi, yang ditugaskan sebagai penarik perhatian di pos terdepan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu. Kini, penyelidik dari otoritas berwenang Filipina tengah berupaya menentukan jenis dan desain bahan peledak.