New York – Sebuah bom pipa yang meledak di Terminal Subway Manhatan, New York, Amerika Serikat (AS), Senin (11/12/2017) pagi waktu setempat. Komisaris Pemadam Kebakaran New York, Daniel Nigro mengatakan, bahwa ledakan bom tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menyebabkan empat orang luka-luka termasuk si pelaku yang bernama Akayed Ullah.
Warga sipil mengalami luka ringan seperti telinga berdengung dan sakit kepala, sementara tersangka menderita luka bakar di tangan serta perutnya dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Pihak kepolisian setempat mengungkapkan bahwa tersangka seorang warga Amerika Serikat berumur 27 tahun yang berimigrasi dari Bangladesh sekitar tujuh tahun lalu.
Akayed Ullah mengaku bahwa dirinya sudah merencanakan aksinya sejak pindah kewarganegaraan pada tahun 2011. Selain itu, dia juga terpicu oleh poster ajakan dari pendukung ISIS, untuk meledakkan bom di Times Square, New York, AS saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Pada poster tersebut juga terdapat tulisan “We meet at Christmas in New York… soon.” (“Kita bertemu saat Natal di New York… secepatnya”).
Walikota New York, Bill de Blaiso, mengatakan bahwa ledakan bom pipa ini adalah upaya teror dan tidak ada serangan susulan yang terjadi di kawasan tersebut. “Ini adalah upaya serangan teroris. Tidak ada serangan susulan yang diketahui saat ini, yang kita tahu hanyalah seseorang, yang untungnya, tidak berhasil dalam tujuannya.” katanya seperti dikutip dari ‘New York Times’, Selasa (12/12/2017).
Secara terpisah, Komisaris Polisi Kota New York, James P. O’Neill mengatakan, bom yang terjadi di kawasan Terminal Subway Manhatan, New York, memiliki daya ledak rendah. Bom yang digunakan adalah jenis bom pipa. Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter resmi New York Police Department (NYPD). “Tidak perlu ada yang ditakutkan pasca kejadian ini,” tulisnya.
Dalam aksinya, Ullah merakit bom itu sendiri dan menempelkannya dengan menggunakan resleting serta perekat jenis velcro pada tubuhnya. Ledakan ini melumpuhkan jalur bawah tanah Manhattan, New York, yang menhubungkan dua jalur kereta bawah tanah di 42nd street, tepatnya di jantung kota Manhattan sekitar pukul 7.20 pagi waktu setempat.
Status Akayed Ullah yang merupakan imigran dengan visa kelas khusus F43, menyebabkan pihak pemerintah fokus dengan status imigrasi ke negeri Paman Sam itu. “Serangan ini menggarisbawahi perlunya Kongres untuk bekerjasama dengan Presiden mengenai syarat-syarat imigrasi,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders.