Peringatan Hari Tari Dunia Untuk Perkuat Profil Pelajar Pencasila
Melalui Seni Budaya

Semarang – Peringatan Hari Tari Dunia diperingati di pelajar SMP
Negeri 16 Semarang, Senin (29/4/2024). Momentum peringatan Hari Tari
Dunia ini digunakan untuk memperkuat profil pelajar Pancasila dengan
pengenal seni budaya.

Hari Tari Dunia ini pada dasarnya merupakan salah satu upaya
pelestarian dan pengembangan seni budaya dalam bidang tari yang
berlangsung secara internasional. Diawali dengan kirab siswa Kelas
VIII. Masing-masing kelas berbaris menunjukkan keterangan kelas dengan
tongkat yang ditulisi angka kelas. Mereka juga memamerkan pola batik
Semarangan yang mereka buat.

Puncak acaranya adalah flashmob bersama. Terdiri dari guru dan semua
pelajar SMP Negeri 16 Semarang. Dalam acara ini juga digelar
penampilan Tari Geyol Semarang. Semua siswa Kelas VIII mengenakan
busana khas Semarangan. Kegiatan ini merupakan hasil dari program
Proyek Gemilang Semarang.

SMP Negeri 16 Semarang sebagai Sekolah Penggerak mempunyai
tanggungjawab untuk membuat program dengan tujuan penguatan karakter
peserta didik.

”Gemilang Semarang mempunyai kepanjangan Gemar Inovasi Lingkungan
Semarang. Fokus mengangkat kearifan lokal,” kata Ketua Proyek
Gemilang Semarang ke-6, Puji Sri Winarni.

Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Semarang, Purnami Subadiyah, mengatakan,
Proyek Gemilang Semarang berawal dari P5 yakni Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Sebagai Sekolah Penggerak, muatan kurikulumnya
tidak hanya penguatan intrakurikuler. Sehingga Sekolah Penggerak wajib
memberikan P5 kepada peserta didik dalam rangka membentuk profil
Pelajar Pancasila. Seperti beriman dan bertakwa, gotong-royong,
kreatif, dan sebagianya.

“Mengangkat kerifan lokal itu siswa bisa banyak menggali dan
mempelajari tentang Semarang, seperti batik dan tari. Kebetulan
bertepatan dengan peringatan Hari Tari Dunia. Siswa yang berkarya saat
ini adalah bagiannya Kelas VIII, berjumlah 256 siswa,” kata Purnami.

Dia menjelaskan, dalam satu tahun sekolah harus setidaknya memberikan
tiga proye kepada anak.

SMP Negeri 16 Semarang menjadi sekolah penggerak sejak 2024, maka
Kelas VIII tahun ini memasuki proyek yang ke-6.

“Tahun kemarin ada pemanfaatan lingkungan sekitar ada pemanfaatan
sampah daun. Siswa dikenalkan berbagai upaya memanfaatkan lingkungan
sekitar,” terangnya.

Hal itu berkaitan dengan karakter yang mampu mengatasi permasalahan di
sekitar. Fokusnya adalah membangun karakter mandiri, gotong-royong,
dan harus berkolaborasi dengan temannya.

“Itu menjadi target yang harus dicapai. Ketika banyak sekali kegiatan,
itu adalah arena anak-anak menempa keterampilan bersosialisasi,
menghormati orang lain, dan bekerja sama,” bebernya.

Keterampilan tersebut, kata dia, dibutuhkan peserta didik untuk
menjalani kehidupan ke depan. Dibutuhkan ketika dewasa terjun ke
masyarakat.

“Banyak sekali kegiatan meski terlihat sederhana, tetapi itu
sebenarnya mengasah kemampuan anak,” pungkasnya.