FKUB Sulteng Giat Wujudkan Provinsi dengan Indeks Kerukunan Tertinggi
di Indonesia

Jakarta – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengupayakan Sulawesi
Tengah (Sulteng) sebagai daerah dengan indeks kerukunan tertinggi di
Indonesia melalui pelibatan multi pihak dalam menjaga hubungan
harmonis dan memperkuat toleransi.

“Kami berkeinginan Sulteng masuk dalam tiga besar indeks kerukunan
umat beragama tertinggi, oleh sebab itu berbagai program kami lakukan
untuk mewujudkan harapan itu,” kata Sekretaris FKUB Sulteng Munif A
Godal dalam acara Halal Bihalal FKUB di Kota Palu, Senin (29/4).

Ia menjelaskan, FKUB Sulteng sebagai organisasi tempat berkecimpung
tokoh-tokoh lintas agama, bertekad meningkatkan kualitas kerukunan
umat beragama, yang didahului dengan penguatan toleransi antar-umat
beragama.

Langkah ini tidak lain untuk merawat perdamaian, persatuan, dan
kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kami ingin Sulteng menjadi tujuan orang untuk belajar tentang
toleransi dan kerukunan,” katanya.

Ia menjelaskan, FKUB Sulteng dalam upaya tersebut telah melaksanakan
berbagai program, di antaranya muhibbah kerukunan.

Muhibbah kerukunan yaitu tokoh lintas agama dari semua agama yang
tergabung dalam FKUB bersilaturahim dan berdialog dengan pimpinan dan
umat organisasi keagamaan.

FKUB Sulteng juga terus menggencarkan penguatan pemahaman moderasi
beragama di tingkat pelajar dan masyarakat secara luas di 13
kabupaten/kota di Sulteng.

“Upaya akan semakin optimal bila ada kerja sama dan dukungan dari
multi pihak untuk bersama-sama mewujudkan Sulteng rukun, damai, dan
toleran.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah Awaluddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi
langkah FKUB mewujudkan darah dengan indeks kerukunan umat beragama
tertinggi di Indonesia.

“Tentunya diharapkan akan terus menciptakan dan menumbuhkan
kebersamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan dalam konteks hubungan
sosial keagamaan, berbangsa, dan bernegara di daerah ini,” katanya.

Menurut dia, guna mencapai kualitas kerukunan umat beragama maka semua
pihak harus melakukan refleksi, bersatu, membuka diri menerima
perbedaan dan membangun komitmen bersama.

“Jangan lagi ada sekat-sekat perbedaan, jadikan perbedaan sebagai
kekuatan sosial dan moral dalam membawa bangsa ini menjadi bangsa yang
cinta damai dan toleransi,” kata Awaluddin.