Kaltim Rawan Teroris

 BALIKPAPAN  –  Kaltim jadi salah satu provinsi rawan ancaman terorisme. Benua Etam punya wilayah yang berbatasan langsung dengan negeri jiran, Malaysia. Tak hanya itu, sejak kasus teror mencuat awal 2000 lalu di level nasional, setidaknya dua kali tersangka teror tertangkap di provinsi ini. “Kaltim salah satu yang rawan (provinsi). Salah satunya dilihat dari pintu masuk di kawasan perbatasan di Kaltim,” kata Agus Surya Bakti, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Balikpapan, kemarin.

Dengan adanya kawasan perbatasan, kata dia, tentu arus keluar masuk barang dan orang lintas negara sangat intens. Perlu lebih intens pula diawasi. Jalur perbatasan tak sekadar jadi perlintasan orang dan barang secara legal, tapi juga ilegal. Misalnya bahan kimia yang dipasok pelaku teror.  Kata dia, khusus penanganan kawasan perbatasan, tentu sudah jadi tugas pokok TNI. Itu sudah dilakukan.

 Apalagi saat ini TNI sudah bergandengan dengan Badan Pengelola Kawasan Perbatasan. “Upaya TNI di kawasan perbatasan tentu sudah sangat maju. Membangun kekuatan termasuk sistem keamanan di perbatasan,” tuturnya.  Nah, jika ada indikasi teroris lintas batas, maka inilah yang akan dikoordinasikan dengan TNI dan BNPT. Demi meningkatkan pengawasan dan pencegahan.

 Di lain hal, diakuinya, merujuk pada sisi fakta di daerah, provinsi ini tak mengkhawatirkan secara tindakan akan ancaman terorisme. Maka itu, Kaltim menjadi provinsi ke-20 pembentukan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT). Forum yang berdiri untuk mencegah teroris masuk dan menjaga bersama kondusivitas daerah.

 FKPT adalah kepanjangan tangan BNPT di daerah. Sebelum di Kaltim, FKPT sudah terbentuk di 19 provinsi. Di antaranya, provinsi di Pulau Jawa hingga Sulawesi Selatan.  BNPT akan stop sementara untuk pembentukan FKPT di provinsi sampai angka 20. Tiga belas provinsi yang belum terbentuk dinilainya masih relatif aman. Ke depan juga tak menutup kemungkinan FKPT dibentuk sampai level kabupaten-kota.

 FKPT akan dibentuk hari ini di Samarinda. Hari ini juga, Rabu (24/4), di Hotel Bumi Senyiur akan diadakan rakor pembentukan FKPT. Esoknya, Kamis (25/4) dilanjutkan dengan pelantikan pengurus FKPT. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak diagendakan hadir.

 FKPT akan melibatkan seluruh stakeholder di daerah. Tak hanya pemerintah daerah, polisi, dan TNI, ada juga tokoh agama, dosen, hingga guru. BNPT sendiri baru berdiri tiga tahun lalu. Muara dari tidak habis-habisnya ancaman teror di Tanah Air sejak awal 2000. Masih teringat, Bom Bali, hingga bom hotel di Jakarta.

 Jauh sebelum itu, teror juga sudah mengancam negeri ini mulai Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Sejak itu, penanganan yang dilakukan dengan pendekatan keras, operasi intelijen, hingga penegakan hukum. Teroris pun tak habis. Malah tumbuh. Maka, dengan adanya BNPT, digencarkanlah pendekatan pencegahan. Yakni, via tangan BNPT di daerah; FKPT. Dengan metode pencegahan ini, tak hanya penegak hukum yang terlibat. Tapi semua elemen masyarakat. Dengan begitu diharapkan terorisme bisa dicabut hingga ke akar-akarnya. “Semua pihak kita libatkan, sampai kepala keluarga agar lebih berperan aktif dalam pencegahan terorisme,” katanya.

 

Sebelumnya, urai dia, polisi melalui Binmas melakukan pencegahan, TNI dengan Bimter-nya, dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas), berjalan sendiri, dengan adanya FKPT,  makan semua unsur yang terkait beriringan dalam pencegahan teror. “Dengan adanya forum ini kita lebih bersinergi. Misalnya, penanganan yang berkaitan dengan tugas polisi, makan Binmas yang maju. Atau yang berkaitan dengan TNI, maka Binter yang maju. Jadi sekarang kita bergabung di bawah forum itu (FKPT),” tuturnya.

 Pun begitu tak dimungkiri, sebagai lembaga baru nantinya, FKPT tentu akan diadang sejumlah kendala. Ya, karena memang lembaga ini bentuknya forum, jadi tak ada posisi struktural. “Bisa dikatakan kita (BNPT) mengajak secara sukarela untuk warga bisa lebih berperan dalam penanganan pencegahan terorisme,” tuturnya. Di beberapa daerah yang sudah berdiri FKPT ada yang maju, ada pula yang masih sulit. Ini dinamika. Yang jelas, pihaknya akan kerja keras untuk menumbuhkan semangat pencegahan terorisme. “Kita ingin melakukan pencegahan, jangan sampai teroris masuk. Kalau memang sudah terlanjur masuk di suatu daerah, bagaimana kita mengusir mereka keluar. Pastinya kita jangan sampai mundur, harus terus semangat,” terangnya. (far/tom/k1)

sumber: kaltim post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *