Dubes RI Tashkent Mohamad Asruchin dalam pertemuan dengan Direktur Executive Committee of the Regional Anti-Terrorism Structure of the Shanghai Cooperation Organization (RATS SCO) Zhang Xinfeng (20/8) mengatakan bahwa Indonesia dan SCO mempunyai kepentingan serupa dalam isu pemberantasan terorisme dan drug trafficking.
Menurut Dubes, Indonesia selalu mempertimbangkan setiap bentuk mekanisme untuk mengembangkan kerjasama antara SCO dan Indonesia terutama mengantisipasi dampak penarikan pasukan AS/NATO dari Afghanistan tahun 2014 terhadap keamanan dan perdamaian kawasan. Hubungan baik antara Indonesia dengan semua negara anggota SCO diharapkan mampu mengintensifikan kerjasama Indonesia dengan SCO termasuk masalah drug trafficking dan peoples smuggling dimana Indonesia menghadapi masalah masuknya illegal migrants dari Irak, Sri Lanka, Afghanistan dan negara-negara kawasan Timur Tengah.
Pada kesempatan tersebut, Xinfeng menyampaikan bahwa SCO yang berdiri sejak 11 tahun lalu khusus fokus pada isu keamanan. Menurutnya, SCO memainkan peran penting di kawasan dimana anggotanya sepakat untuk memerangi tiga ancaman yaitu terorisme separatisme dan ekstrimisme. SCO saat ini fokus pada isu dunia yaitu situasi di Timur Tengah dan Afrika serta situasi di Afghanistan yang berdampak terhadap keamanan baik dunia maupun Asia Tengah yang berkembang dan semakin menarik perhatian banyak negara lainnya pasca disintegrasi Uni Soviet. Selain beranggotakan enam negara yaitu China, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyzstan dan Kazakhstan, SCO juga memiliki 5 negara observer yaitu Afghanistan, India, Iran, Mongolia dan Pakistan.
Xinfeng menyatakan bahwa pendahulunya telah berkunjung ke Jakarta pada tahun 2011 dan menyepakati draft MOU kerjasama penanggulangan terorisme antara RATS SCO dengan BNPT dan antara RATS SCO dengan Sekretariat ASEAN. Ia meminta bantuan Dubes RI Tashkent untuk memfasilitasi tindak lanjut MOU tersebut.
sumber: thepresidentpost indonesia