BNPT: Pelajar SMKN 3 Bandung Harus Jadi Pelajar Cerdas Cinta Damai

Bandung – Intoleransi, bullying, dan kekerasan merupakan fenomena yang
tidak hanya merusak hubungan antar individu, tetapi juga mengganggu
kedamaian dan keharmonisan masyarakat. Untuk menciptakan masyarakat
yang harmonis dan aman, penting untuk menolak segala bentuk
intoleransi, bullying, dan kekerasan.

Hal itu dikatakan Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH, M. Krim
pada kagiatan workshop siswa Pelajar Cerdas Cinta Damai Tolak
Intoleransi, Bullying, dan Kekerasan di Aula SMK Negeri 3 Bandung,
Kamis (20/6/2024)

“Pagi ini adik-adik berkumpul di sini untuk mengikuti kegiatan
Workshop Pelajar Cerdas Cinta Damai. Adik-adik akan diajarkan tentang
bahaya intoleransi, bullying dan kekerasan oleh narasumber yang
bagus-bagus”, ungkapnya dihadapan 500 pelajar SMA/SMK se Bandung.

Menurut Hendro,  intoleransi, baik itu dalam bentuk diskriminasi
rasial, agama, atau gender, harus ditolak secara tegas.

“Apa itu intoleransi? Intoleransi adalah sikap yang tidak menerima
perbedaan yang ada di sekitar kita. Jadi adik-adik mulai sekarang
buang jauh-jauh sikap intoleransi, karena disekitar kita banyak sekali
perbedaan, mungkin beda suku, agama, adat istiadat, dll”, imbuhnya.

Lebih lanjut Kasubdit Kontra Propaganda mengimbau kepada siswa/i untuk
menghargai perbedaan dan memperlakukan semua orang dengan adil dan
setara tanpa memandang latar belakang atau keyakinan mereka.

“Ketika intoleransi dibiarkan berkembang, masyarakat menjadi terpecah
belah dan ketegangan antar kelompok bisa meningkat. Oleh karena itu,
penting untuk mempromosikan sikap toleransi dan mengedukasi tentang
pentingnya menghargai keberagaman”, jelasnya.

Dalam kesempatan ini juga Hendro meminta kepada siswa/i untuk menjauhi
kekerasan dan bullying karena tidak ada gunanya.

“Dari sekarang jalin terus hubungan persaudaraan, pertemanan karena
siapa tau dikemudian hari teman kita itu bisa menolong kita,”
sambungnya.

Hendro juga perpesan agar seluruh peserta yang hadir pada giatan ini
untuk lebih mencintai NKRI dan menolak paham radikal terorisme.

Lebih lanjut Hendro mengungkapkan radikalisme adalah paham yang
menginginkan perubahan dan merongrong keutuhan NKRI.

“Kelompok radikal mau mengubah bentuk negara, dasar negara, system
pemerintahan, itu yang mau diubah oleh mereka jadi adik-adik harus
waspada”, lanjutnya.

Dirinya juga mengimbau para siswa untuk tidak belajar agama dari satu
orang guru saja karena hal itu dapat membuat seseorang menjadi radikal
karena tidak menerima masukan dan ilmu sebagai pembanding.

“Kalau adik-adik belajar agama usahakan belajar lebih dari 1 orang
guru, adik-adik harus mempunyai pembanding biar nanti tidak mudah
disusupi paham radikal”, tambahnya.

Dirinya berharap dengan adanya Workshop Pelajar Cerdas Cinta Damai ini
dapat menyerap ilmu yang disampaikan oleh narasumber.

“Saya minta diperhatikan apa yang disampaikan oleh narasumber agar
bisa menyerap ilmu yang disampaikan agar bisa berguna untuk adik-adik
kedepannya”, tutupnya mengakhiri.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan SMK N 3
Bandung, Wawan menyampaikan bahwa kegiatan worshop siswa ini merupakan
kegiatan fundamental yang harus ditanamkan pada siswa sebagai generasi
muda.

“Intoleransi, bullying dan kekerasan menjadi hal yang mengkhawatirkan
bagi kita. Bukan hanya bagi kami sebagai pendidik di satuan pendidikan
tetapi menjadi permasalah besar bagi orang tua disetiap keluarga,
masyakarat, dan bangsa”, ungkapnya.

Dirinya berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan masukan bagi
siswa untuk saling menjaga toleransi dan kedamaian antar sesama.

“Tidak hanya cerdas secara pikiran tapi cerdas secara hati. Sehingga
yang paling mendasar bagi kita adalah bagaimana kita bisa menghargai
orang lain, karena dengan menghagai orang lain artinya menghargai diri
kita sendiri”, tutupnya.

Kegiatan workshop siswa diisi narasumber antara lain Koordinator
Analis PMD, Budi Hartawan S.Thi, M.Hum, Mitra Deradikalisasi, Dodi
Suridi, Influencer, Ezra Mandira, Koordinator Duta Damai Regional
Bandung, Ridwan.

Seperti diketahui kegiatan ini merupakan rangkaian Sekolah Damai, dan
Provinsi Bandung ini merupakan kegiatan ke 6 yang sebelumnya sudah
digelar di SMA 1 Palu, SMA 3 Serang, Ponpes Darussalam Blogagung
Banyuwangi, SMA 3 Semarang, SMA 39 Jakarta.