Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto kembali menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap waspada terhadap ancaman kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Walau kota Mosul di Irak yang dikuasai ISIS sejak 2014 bisa direbut pemerintah Irak, bukan berarti Indonesia tidak akan mengubah posisi kewaspadaan itu.
“Pemerintah Indonesia tidak menilai atau mengubah secara situasional atau mengubah posisi kewaspadaan terhadap ISIS, karena kota Mosul berhasil direbut. Dari awal, kita sudah selalu melakukan kewaspadaan yang tingkat tinggi,” kata Wiranto kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2017).
Dikatakan, pemerintah Indonesia terus melakukan kewaspadaan total. Terutama dalam menghadapi foreign terrorist fighter (FTF) termasuk WNI yang menjadi pejuang ISIS. “Bukan hanya jatuhnya Mosul, bukan hanya tergencetnya kekuatan ISIS di Syria kita waspada, tetapi banyak hal yang harus diwaspadai seperti kembalinya FTF,” tegasnya.
Indonesia sendiri akan melakukan langkah-langkah, agar ISIS tidak mengganggu kehidupan dan stabilitas di Indonesia. Mosul menjadi tempat dideklarasikannya khilafah Daulah Islamiyah atau ISIS oleh Abu Bakar al-Baghdadi pada 29 Juni 2014. Operasi pembebasan Mosul dilakukan sejak 17 Oktober 2016.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi secara resmi mengumumkan kemenangan atas terror ISIS di Mosul. Abadi kemudian mengibarkan bendera nasional Irak setelah kekalahan ISIS. Dia membuat deklarasi kemenangan di ruang operasi Layanan Kontra Terorisme. Kekalahan ISIS di Mosul dianggap sebagai keruntuhan negara teroris.