Bertindak sebagai keynote speech Ir. Tri Rismaharini M.T pada kegiatan dialog penyuluh agama se Jawa timur mengatakan bahwasanya bangsa ini harus mampu mengambil nilai hikmah spirit sejarah perjalanan bangsa Indonesia dalam rangka menjaga dan membangun NKRI, seperti misalnya spirit resolusi jihad Tanggal 22 Oktober 1945 merupakan spirit satu tanah air, dan satu bangsa, sehingga dengan spirit ini kita bisa menjaga kemerdekaaan indonesia, yang memprihatinkan saat ini ialah masih saja di era ini isu perbedaan dan intoleransi masih menjadi komoditas dan ini sama saja dengan kemunduran perkembangan bangsa padahal sejak awal kita komitmen kemerdekaan ini lahir dari beragam suku dan agama imbuh Risma pada sambutanya.
Padaakhir sambutan nya Risma mengajak mengatakan hubungan manusia dengan pencipta (Hablumminallah) dan hubungan sesama manusia (hablumminannas) sama pentingnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,tanpa pendidikan hablumminannasini seseorang akan mudah mengarah ketindakan intoleransi,kekerasan dan teror,mari kita bergandengan tangan saling menyayangi dan jangan terpecah belah karena bagaimanapun umat Islam sebagai mayoritas di NKRI memiliki kewajiban menjaga NKRI.
Hadir pula pada kegiatan tersebut Kepala puslitbang Kementerian Agama RI Dr. H. Muharram Marzuki, M.A. yang menyampaikan bahwasanya di era sekarang penyuluh agama di harapkan untuk terus berkontribusi dalam mensyiarkan dan mentransfer risalah agama Islam yang damai.Penyuluh khususnya non PNS di lapangan dalam berdakwah harus mempunyai karakter tawassuth (sikap tengah-tengah) tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus) tasamuh (toleransi), mereka harus mampu mewarnai dan mengajak masyarakat menjadi ummatan washatan.
Muharram Marzuki sangat mengapresiasi sinergi BNPT ini bersama dengan Kemenag karena bagaimana pun penyuluh agama memiliki tugas sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan masyarakat (baca;umat) sehingga dengan adanya kegiatan dialog seperti ini pencegahan radikal terorisme semakin optimal.