Bandung – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Herry Suhardiyanto menyebut perguruan tinggi miliki peran penting dalam upaya pencegaha paham radikal di Indonesia. Baginya, kampus menjadi lingkungan utama dalam mendidik generasi muda agar tidak memiliki pemahaman yang menyimpang.
“Kami seluruh keluarga perguruan tinggi berkomitmen mengambil peran aktif mencegah radikalisme. Kami akan memastikan berkembangnya pemahaman yang benar mengenai kehidupan berbansa dan bernegara,” ungkapnya saat berbicara di deklarasi anti radikalisme yang digelar di kampus Unpad, Bandung hari ini, Jumat (14/07/17).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kampus akan mengambil peran aktif dalam upaya ini, yakni dengan menegakkan disiplin dan peraturan yang sesuai dengan prinsip dan peraturan Negara. Ia pun memastikan bahwa kampus akan melarang paham-paham radikal masuk dan berkembang di lingkungan kampus.
“Kami akan mengibarkan semangat Bhineka Tunggal Ika agar semua warga negara menghargai perbedaan dan mengutamakan persatuan, mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan melaksanakan UUU 1945 agar perjalanan bangsa terus menuju tujuan kemerdekaan,” jelasnya.
Bagi Herry, hal yang akan segera dilakukan oleh pihak kampus usai deklarasi ini adalah melakukan deteksi potensi radikalisme di lingkungan kampus masing-masing. Deteksi ini akan dilakukan kepada seluruh civitas kampus, mulai dari mahasiswa, dosen, staff maupun pegawai di kampus.
Tujuan dari deteksi ini adalah untuk dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memberikan apresiasi tinggi atas diadakannya deklarasi anti radikalisme ini. Menurutnya, kampus adalah lingkungan utama yang harus dibersihkan dari paham-paham kekerasan.
“Kegiatan deklrasai anti-radikalisme yang diinisiasi perguruan tinggi se-Jawa Barat ini sangat tepat adanya karena pusat perubahan ada di kampus. Manakala kita ingin mengokohkan bangsa maka kampuslah yang harus kita perkokoh terlebih dahulu,” ungkapnya.