Ternyata, Begini Cara BNPT Lindungi Anak Muda Makassar dari Radikalisme

Makassar – Sejak masuk dalam kategori potensial radikalisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mulai serius membentengi anak-anak muda dari pengaruh buruk radikalisme dan terorisme. Meski begitu, BNPT juga menyadari bahwa anak-anak muda itu memiliki cara pandang yang berbeda dengan kebanyakan orang dewasa, karenanya dibutuhkan pendekatan khusus agar anak-anak muda tersebut terhindar dari paham kekerasan.

Seperti yang dilakukan BNPT dua hari ini di Makassar. Alih-alih mengajak anak-anak muda terjun ke dialog-dialog dengan tema berat, BNPT menggali potensi kreatif anak-anak muda melalui perlombaan video pendek dengan tema “kita boleh Beda” yang usai digelar kemarin. Hari ini, Kamis (03/11/16), BNPT kembali mengajak anak-anak muda Makassar untuk mencintai keberagaman dan menjauhi permusuhan, tentu dengan cara yang mereka suka, yakni nonton bareng dan kemudian dilanjutkan dengan dialog film.

Menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Selatan, BNPT mengundang Pelajar tingkat SMA, SMK, MA dan Pesantren di Provinsi Sulawesi Selatan untuk berani mengungkapkan pendapat dan sikap demi menjaga keberagaman Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Remcy Makassar ini merupakan satu rangkaian kegiatan dari Sub Direktorat Kewaspadaan, Deputi I BNPT yang ditujukan untuk mengajak Pelajar Provinsi Sulawesi Selatan tolak masuknya paham-paham radikal dan terror.

Ketua FKPT Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Arfin Hamid, SH, MH., mengatakan bahwa paham radikal dan teror saat ini sedang membidik remaja untuk merubah pemikiran mereka agar tidak mencintai negara Indonesia. Karenanya ia meminta seluruh pihak untuk bersama-sama mengambil sikap terkait hal ini.

“Perlunya kerjasama seluruh pihak agar sekolah dan orangtua serta lingkungan dapat membantu membentengi pelajar atau anak kita dari paham radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.

Arfin menambahkan, untuk menangkal radikalisme dan terorisme di kalangan anak-anak muda, mereka perlu digandeng langsung untuk berkomunikasi dengan gaya dan cara mereka, sehingga mereka paham betul ancaman nyata radikalisme dan terorisme.