Setelah Lapas Pasir Putih, BNPT Kembali Periksa Gigi Napiter di Lapas Besi

Cilacap – Sub Direktorat Bina Dalam Lapas Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) kembali
melanjutkan safari pemeriksaan gigi kepada para narapidana terorisme
(napiter). Setelah sehari sebelumnya di Lapas Kelas IIA Pasir Putih,
giliran Lapas Kelas IIA Besi, Nusa Kembangan didatangi tim kesehatan
BNPT RI. Pemeriksaan gigi napiter ini merupakan sinergi dan kolaborasi
antara BNPT dan Ditjen Lapas Kemenkumham, dalam hal ini Lapas Kelas
IIA Pasir Putih dan Lapas Kelas IIA Besi.

Direktur Deradikalisasi BNPT RI Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM
mengatakan safari medis ini merupakan fasilitas berbasis kemanusiaan
sebagai bentuk perhatian bagi kesehatan para napiter yang merupakan
tanggungjawab dari BNPT dan stakeholder terkait terutama di lembaga
pemasyarakatan.

Ia menerangkan, dalam program deradikalisasi ada yang namanya program
re-edukasi, yaitu memberi bekal keterampilan, pembekalan wawasan
kebangsaan, pemahaman keagamaan yang rahmatan lil alamin termasuk
keterampilan untuk mempersiapkan diri dan komptensi nanti ketika
keluar dari lapas.

“Lalu ada juga re-integrasi sosial. Aspek ini mulai terus
disosialisasikan supaya para napiter tidak terlalu eksklusif. Karena
karakter mereka yang masih eksklusif, jika nanti kembali ke masyarakat
mereka akan cenderung resisten,” terang mantan Kapolsek Banjarsari
Solo tersebut.

Ia melanjutkan, re-integrasi sosial ini juga dilakukan dalam rangka
membangun karakter mereka untuk menjadi inklusif  supaya bisa
beradaptasi di tengah masyarakat.

Terkait kesehatan para napi, Ahmad Nurwakhid menegaskan bahwa itu
adalah tanggungjawab semua pihak, terutama lapas.

“Para nanpiter adalah manusia yang juga saudara kita yang kebetulan
sedang menjadi korban virus ideologi radikal. Tetapi mereka harus
tetap kita manusiakan,” tuturnya.

Ia menggarisbawahi terkait “memanusiakan” berarti adalah diberi
jaminan istirahat, kesehatan, dan hak-hak yang sudah diatur dalam
aturan-aturan yang ada. Kewajiban ini adalah tanggungjawab pihak-pihak
terkait, terutama BNPT, Densus 88, maupun Lapas.

Kepala Lapas Kelas IIA Besi Nusakambangan Teguh Suroso mengapresiasi
kegiatan ini.  Ia menuturkan, kegiatan ini merupakan bentuk
pendampingan dan dukungan terhadap keterbatasan fasilitas yang ada di
Lapas Kelas IIA Besi.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai bentuk support dari
kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah dan
sebagainya,” papar Kalapas, Kamis (9/11/23).

Teguh menegaskan bahwa dengan hadirnya kegiatan seperti, para warga
binaan pemasyarakatan akan merasa diperhatikan oleh negara, dan memang
kewajiban negara untuk melayaninya.

“Kegiatan ini pasti membantu program deradikalisasi dengan cara negara
harus hadir di tengah-tengah mereka (warga binaan). Jangan sampai yang
hadir adalah orang-orang atau organisasi yang berseberangan dengan
negara. Inilah wujud dari negara hadir di tengah-tengah mereka.

Kalapas beranggapan bahwa kegiatan safari medis ini adalah salah satu
bentuk pendekatan kemanusiaan yang bisa membuka hati seseorang yang
beku. Menurutnya, selain kesehatan, Lapas IIA Besi juga terbuka dengan
pendekatan lain seperti dakwah keagamaan, pelatihan karakter, dan
olahraga.

“BNPT monggo kami dukung olahraga oke, dakwah keagamaan oke,
kepribadian dan sebagainya oke. Kami yakin itu akan membantu mereka,”
terangnya.

Salah seorang warga binaan pemasyarakatan berinisial AR merasa sangat
berterimakasih atas hadirnya kegiatan pelayanan kesehatan gigi ini.
Menurutnya, ini sangat membantu ikhwan-ikhwan napiter untuk mengecek
kesehatan mereka. Setidaknya mereka mengetahui keadaan kesehatan
mereka sendiri.

“Kami berterima kasih kepada pihak Lapas dan BNPT dalam hal pengadaan
kegiatan ini. Semoga Allah membalas kalian dengan sebaik-baik balasan.
Kegiatan ini dapat membantu kami dalam keadaan terpenjara begini untuk
mengetahui keadaan kami dan keadaan kesehatan kami yang akan memuaskan
kami,” ujarnya