Tangerang – Generasi muda tidak boleh melupakan sejarah perjuangan pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Karena itu generasi muda harus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif untuk membangun dan memperkuat Indonesia.
Pernyataan itu diungkapkan Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Marsma Dr. Asep Adang Supriyadi, ST, MM saat memberikan wawasan kebangsaan pada Pelatihan Duta Damai Dunia Maya wilayah Banten di Hotel Novotel, Tangerang, Selasa (24/4/2018). Menurutnya, untuk mengisi kemerdekaan itu, generasi muda perlu memiliki soft skil seperti membangun solidaritas internal, menghindari perpecahan, menjadikan organisasi menjadi solid, dan memiliki cyber defense.
“Adik-adik ini adalah masa depan Indonesia. Karena itu, adik-adik harus pintar dan terus berpikir maju. Penting juga adik-adik ini harus bisa menjadi agen perubahan dengan tetap menjaga Negara Kesatuan Republiik Indonesia (NKRI),” ujar Dr. Asep Adang Supriyadi.
Selain itu, generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai gangguan yang bisa memicu perpecahan bangsa. Salah satunya adalah radikailsme dan terorisme. Dengan menjadi duta damai dunia maya inilah, generasi muda bisa memberi kontribusi besar untuk membentengi Indonesia dari berbagai propaganda radikal terorisme melalui dunia maya.
“Karena itulah adik-adik sekarang berada disini. Sebagai duta damai dunia maya, adik-adik akan membantu BNPT untuk menghalau radikalisme dan terorisme melalui dunia maya. Tentunya dengan gaya dan cara anak-anak muda di tengah kemajuan tekknologi informasi yang sangat luar biasa,” terang mantan Komandan Landasan Udara (Danlanud) Halim Perdanakusumah ini.
Bahkan, lanjut Asep Adang, dengan kemajuan teknologi informasi itu, sekarang rute penerbangan bisa diubah hanya dengan telepon seluler (Ponsel). Kecanggihan ini dinilai sangat luar biasa karena hal ini bisa dimanfaatkan orang-orang berpaham radikal terorisme untuk melancarkan aksi terornya. Dan generasi muda yang harus menjadi leading sector untuk menangkal hal-hal negatif yang bisa merusak kedamaian di Bumi Indonesia ini.
Selain itu, dosen Unhan ini, juga mengajak generasi muda untuk tidak melupakan sejarah. Ia menyitir ucapan proklamator RI, Ir. Soekarno yang mengatakan bangsa Indonesia dulu berjuang dengan bambu runcing, tapi sekarang berjuang untuk melawan musuh paling berbahaya yaitu warganya sendiri. Oleh karena itu ia menyampaikan soft skill sangat penting dimiliki generasi muda dengan saling menghormati perbedaan dan Bhinneka Tunggal Ika, juga terus mengamalkan Pancasila sebagai ideologi terbaik bangsa.
“Kita bisa begini sekarang tidak gratis. Banyak pejuang dan pahlawan mati saat merebut kemerdekaan. Di era sekarang kita tinggal menikmati. Karena itu jangan perjuangan mereka jangan dinodai. Ayo jaga Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, dan ayo berkarya dalam bidang apa saja dalam menjaga perdamaian dan kemajuan Indonesia,” pungkas Dr. Asep Dadang.