Solo – Dewasa ini beberapa masjid mulai dimasuki paham radikalisme yang tentu saja tidak dibenarkan secara hukum negara, terlebih hukum agama. Islam hadir dimuka bumi untuk memperbaiki akhlak manusia dengan cara menebarkan pesan kasih sayang kepada sesama oleh karenanya Islam adalah agama yang Rahmatan Lill Alamiin (agama yang penuh dengan rahmat).
BNPT sebagai lembaga negara hadir guna melakukan pencegahan paham radikalisme terorisme, melakukan pendeteksian terhadap berbagai gejala tindakan radikalisme dengan cara pendekatan soft affroach terhadap gejala paham radikal yang seringkali mengancam keutuhan dalam berbangsa dan negara. Untuk itu BNPT menggandeng beberapa unsur kelompok masyarakat seperti NU, Muhammadiyah IPNU, IMM, IPIM dan FKDMI.
Kegiatan dialog pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS yang dilaksanakan kali ini melibatkan Forum Komunikasi Da’i Muda Indonesia (FKDMI) yang telah terlibat secara intens dalam berbagai dakwah di tanah air. “Perlu sinergi yang kuat dari berbagai elemen masyarakat cegah radikalisme” ujarnya ujar Sekjend FKDMI Huda saat memberikan keterangan terkait kegiatan dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS (31/032016).
Kegiatan dialog bersama Imam Masjid dan Da’i muda se-Jawa Tengah dihadiri oleh Kepala BNPT Irjen Pol. Tito Karnavian, Phd, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH. Hasyim Muzadi, KH. Ali Mustafa Ya’kub, Anggota DPR RI Komisi III Drs. Muhammad Toha, Abdurrahman Ayyub, Mantan Teroris dan beberapa pejabat daerah serta tokoh masyarakat setempat.
Pada kegiatan ini akan dilaksanakan pula penandatanganan “Komitmen Bersama Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS” yang akan ditandatangani langsung oleh Kepala BNPT, KH. Hasyim Muzadi, KH. Ali Mustafa Ya’kub, Anggota DPR RI, IPIM, FKDMI dan semua peserta yang turut hadir pada kegiatan tersebut.