Jakarta – Dalam usianya yang sudah menginjak ke-6 tahun, Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) dinilai sudah melakukan upaya-upaya yang cukup luar biasa dalam melakukan pencegahan paham radikal terorisme kepada masyarakat luas di negeri ini.
“Saya melihat dalam 6 tahun ini BNPT sudah bekerja dengan luar biasa dengan melakukan berbagai macam kegiatan agar paham radikal terorisme ini tidak menyebar ke masyarakat,” ujar Sekjen PBNU, Dr. Ir. H.Ahmad Helmy Faishal Zaini di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2016).
Dikatakan pria yang pernah menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini, sebagai lembaga pemerintah yang mengurusi bidang penanggulangan terorisme, BNPT telah melakukan langkah-langkah kebijakan strategis dalam upaya mencegah paham terorisme.
“BNPT sudah melakukan berbagai macam langkah-langkah atau tindakan-tindankan dalam menyusun rencana kebijakan strategis, mengkoordinasikan dan juga memberikan edukasi dan pemahaman agama yang sebenarnya kepada masyarakat luas dengan menggandeng beberapa elemen masyarakat dalam mencegah paham radikal terorisme,” ujarmya
Namun demikian menurutnya, bukan berarti BNPT tanpa kekurangan. Dirinya berharap BNPT bisa melakukan pemetaan lokasi daerah-daerah mana yang sebetulnya punya potensi konflik radikal terorismenya yang cukup tinggi akibat cara pandang keagamaan yang keliru.
“Setelah dilakukan pemetaan lalu mengajak para tokoh agama, masyarakat dan juga ulama untuk melakukan dan mencari cara untuk melakukan pendekatan-pendekatan di daerah itu,” ujar pria kelahiran Cirebon, 1 Agustus 1972 ini.
Menurutnya, jangan sampai karena tidak memiliki peta daerah rawan, maka daerah yang sebenarnya dinilai sudah cukup kondusif masih didatangi untuk dilakukan pendekatan. Sementara daerah-daerah lain yang memerlukan edukasi, penyuluhan malah ditinggalkan.
“Saya juga tahu kalau BNPT tidak mungkin mengerjakan semua daerah, maka menurut saya harus dibuat pemetaan dengan mengumpulkan data intelijen. Contoh ambil saja kliping koran atau berita telah terjadi kerusuhan dimana, kemudian dicari aktornya siapa dan tinggal dimana lalu bergurunya kepada siapa. Dari situ akan didapat penyebaran paham itu dimulai darimana,” ujanya.
Mantan Sekjen PKB ini memberikan contoh, kalau misalnya penyebaran dimulai dari kota X, maka lalu dilihat perilaku masyarakat sekitar seperti apa maka daerah itu bisa jadi cluster. “Maka daerah yang selama ini memproduksi atau melahirkan para teroris harus di cluster agar paham radikal terorisme itu tidak cepat menyebar,” kata pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Darul Ulum, Jombang ini.
Untuk itu di usia BNPT yang ke-6 tahun tersebut, pria yang akrab disapa Helmy ini berpesan agar BNPT mempertahankan apa yang sudah dicapai dengan baik dan memperbaiki kekurangan yang ada. “Saya tahu, 6 tahun adalah usia yang masih muda buat sebuah lembaga atau isntitusi negara. Untuk itu saya ucapkan selamat ulang tahun dan selamat bekerja buat seluruh keluarga besar BNPT,” ujarnya mengkakhiri.