Puisi Cinta dari Pulau Dewata untuk Indonesia Damai

Bali – Lima belas tahun silam, tepatnya 12 Oktober 2002 sebuah kejadian teror mengerikan melanda pulau Bali. Ledakan bom seberat 1 ton meledak di depan Sari Club yang menyebabkan ratusan korban meninggal. Seketika, pulau dewata yang tenang menjadi mencekam.

Dunia mengecam tindakan terorisme tersebut dan Indonesia berduka. Kejadian yang memilukan tersebut dilakukan oleh sekelompok teroris yang tidak berprikemanusiaan.

Kejadian bom Bali tersebut memberikan pelajaran tentang kewaspadaan terhadap segala tindakan terorisme yang patut ditingkatkan. Di situlah letak pentingnya memberikan edukasi bahaya paham radikal dan ancaman aksi terorisme kepada masyarakat.

Mengingat pentingnya edukasi bahaya paham radikal terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali menggelar Dialog Pelibatan Komunitas Seni Budaya Dalam Pencegahan Terorisme “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”, bertempat di Hotel Jimbaran Bay Beach Bali, pada hari ini, Kamis, (14/9/2017). Peserta dialog terdiri dari komunitas seni budaya, para Guru – guru dan Pelajar setingkat SMA serta mahasiswa.

Dalam sambutannya, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, DR. Hj. Andi Intang Dulung mengatakan radikal terorisme dapat diobati dengan puisi cinta damai. Karena itulah, BNPT perlu menggangdeng para seniman dan budayawan untuk meningkatkan deteksi dini bahaya paham dan ancaman terorisme.

Berbicara tentang Sastra tak terlepas dari puisi sebagai seni budaya yang dapat memberikan keharmonisan dalam bermasyarakat. Puisi juga dapat mengajak dari hati untuk meningkatkan kewaspadaan paham radikal terorisme serta merawat kesatuan dalam kebhinekaan Indonesia.

Kesenian sebagai cipta rasa dan karsa manusia yang tercermin dari nilai-nilai luhur masyarakat di berbagai daerah. Puisi dianggap elemen sastra yang penting untuk dijadikan sarana dalam menangkal penyebaran paham dan ideologi radikalisme. Kekuatan puisi dapat menghaluskan perasaan, membentuk watak yang sensitif secara pribadi dan sosial serta menghormati nilai – nilai kemanusiaan.