Pasuruan – Wakil Bupati Pasuruan Mujib Imron berharap, seluruh masyarakat Kabupaten Pasuruan memiliki pola pikir moderat. Hal itu sangat penting sebagai modal utama untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan damai.
Menurut Gus Mujib sapaannya, dengan berpikiran moderat, sudah pasti akan diimbangi dengan rasa toleransi dan tepo-seliro yang tinggi. Sehingga setiap warga sangat berperan besar dalam menciptakan kerukunan lintas suku, agama, ras antar golongan dalam kehidupan sosial yang sangat heterogen.
“Mari kita saling menghormati sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Kami berharap, dari pendidikanlah orang bisa tumbuh berpikir secara moderat, seimbang dan jujur. Maka dari itu kualitas pendidikan harus terus dioptimalkan. Juga saling memperkuat keimanan, cara berpikir, cara bergaul. Sehingga kita tidak mudah menyalahkan orang lain,” ujar Wakil Bupati dalam Talkshow Layanan Publik Maslahat “Bakesbangpol Dalam Memberantas Paham Radikalisme dan Aliran Sesat” di Lembaga Penyiaran Publik (LPPL) Radio Suara Pasuruan FM 107.
Maka dari itu, Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini tersebut meminta kepada seluruh penyelenggara lembaga pendidikan agar memberikan pemahaman penuh kepada anak didiknya tentang kewajiban bersikap toleran sejak usia dini. Tentunya dibarengi dengan pendidikan etika yang tersampaikan selama proses belajar di kelas.
“Kami mohon kerjasama yang baik, bagaimana pendidikan kita harus semakin maju. Juga harus ada kontrol terhadap penggunaan gadget agar anak didik kita bisa menyaring konten yang sehat,” pintanya.
Potensi penyebaran paham radikalisme dan aliran sesat di era serba digital saat ini sangat mudah menjangkiti generasi muda. Diantara media penyebarannya melalui sosial media. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) terus berupaya menjaga kondusifitas lingkungan. Hal itu disertai dengan sinergi bersama aparat keamanan dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi kemunculan dan penyebarannya.
“Memang sosial media bisa dijadikan alat untuk mencari informasi apapun, termasuk tentang radikalisme dan aliran sesat. Ini yang harus selalu kita antisipasi supaya paham yang sangat berbahaya itu tidak sampai masuk ke wilayah kita,” tandas Gus Mujib.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan, Edy Supriyanto yang mendampingi Gus Mujib pada sesi perbincangan pada hari Selasa (17/1/2023) menambahkan, generasi muda terutama pelajar juga berkewajiban untuk melakukan filter terhadap segala informasi yang diakses melalui gadget-nya. Caranya dengan meng-kroscek kebenarannya melalui sumber terpercaya berdasarkan data dan fakta.
“Semua informasi yang masuk belum tentu benar. Karena itu kita harus banyak belajar banyak hal dari sumber terpercaya. Khususnya bagi generasi muda,” tuturnya.
Sebaliknya, untuk menanggulangi ancaman radikalisme dan paham disintregrasi sosial, Kesbangpol terus gencar melakukan berbagai upaya preventif. Diantaranya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang wawasan kebangsaan, cinta tanah air, pencegahan deteksi dini dan konflik. Berikut melakukan kegiatan jambore kebangsaan dan bela negara yang diikuti oleh unsur pemuda lintas suku dan agama.