Pertumbuhan Ekonomi yang Baik di Pedesaan Mampu Tangkal Paham Radikalisme

Solo – Perekonomian yang tumbuh baik di pedesaan diyakini mampu mencegah dan menangkal berkembangnya paham radikalisme dan terorisme. Pasalnya, paham garis keras dan ekstremis itu disinyalir bisa muncul dan berkembang akibat faktor kemiskinan serta rasa ketidakadilan terhadap pemerataan ekonomi.

Demikian diungkapkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, saat memberikan sambutan di acara di Konferensi Desa Damai yang digelar di Alana Hotel, Solo, Selasa (9/10).

“Program dana desa yang dibuat pemerintah bertujuan untuk mendorong perekonomian di desa. Awalnya memang ada masalah karena ketidaksiapan perangkat desa. Tapi kini sudah jauh lebih baik karena mereka juga sudah belajar,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi di pedesaan bisa berjalan baik juga karena dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari kepolisian, kejaksaan, media, hingga masyarakat juga ikut berpartisipasi. Eko juga menyebut bahwa angka kemiskinan di desa lebih kecil dibandingkan di perkotaan. Dan untuk pertama kalinya penurunan kemiskinan di desa lebih cepat daripada di kota.

Dengan kondisi ini, Eko meyakini akan mampu membantu mengurangi rasa ketidakadilan dan akan membantu masyarakat sehingga tidak terpengaruh dengan isu terorisme, ekstrimisme dan sebagainya.

“Selama ini radikalisme muncul karena dipengaruhi rasa ketidakadilan,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur non aktif Wahid Foundation, Yenni Wahid mengatakan, salah satu penyebab terjadi radikalisme adalah ketika orang, merasa putus asa. Dan hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal.

Dan salah satunya karena adanya rasa ketidakadilan yang menyangkut dirinya atau pun ketidakadilan mengenai masalah ekonomi. “Kondisi tersebut membuat orang itu sangat mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, menggunakan jargon-jargon agama. Sehingga, orang yang dalam posisi merasa ada ketidakadilan tersebut sangat mudah tersulut. Selain itu, masih kata Yenny juga bisa disebabkan karena adanya keputusasaan terhadap masa depan. Kemudian diiming-imingi oleh seseorang bisa masuk surga.

“Makanya kamu dengan program Desa Damai ingin memutus mata rantai itu,” tutupnya.