ilustrasi oleh adejahran.com

‘Pers Berperan Ciptakan Masyarakat Melek Media’

Tarakan –  Narasumber ahli pers Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Willy Pramudya, menyebut maraknya peredaran berita bohong atau hoax, tak lepas dari adanya media massa yang abai terhadap kaidah jurnalistik.

 “Pers seharusnya menjadi mediator agar masyarakat melek media, bisa membedakan mana media yang memuat berita terverifikasi dan  mana yang berisikan berita bohong,” kata Willy saat menjadi narasumber dalam kegiatan Visit Media BNPT dan Forum Koordinas Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara ke Harian Radar Tarakan, Rabu (15/3/2017).

 Willy menjelaskan, masyarakat dalam bisnis media adalah konsumen. Ketika media massa bersikap abai terhadap kaidah jurnalistik dalam pemberitaan yang ditampilkannya, maka akan menciptakan masyarakat yang mudah terprovokasi, salah satunya tersusupi paham radikal terorisme.

 “Agar berita yang disajikan media massa tidak menjadi hoax, salah satu kuncinya adalah verifikasi yang ketat terhadap data dan fakta. Media jangan menjadikan masyarakat terus menerus mengkonsumsi berita bohong,” tegas Willy.

 Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, mendukung apa yang disampaikan Willy Pramudya. Atas dasar itulah, Dewan Pers pada tahun ini mulai menerapkan verifikasi media.

 “Di Indonesia saat ini ada 43.300 media online, dan baru 200 yang sudah terverifikasi. Penting kami sampaikan bahwa verifikasi ini akan terus dilaksanakan, karena media yang tidak terverifikasi berpotensi menyebarluaskan berita bohong,” ungkap Yosep.

 Stanley, demikian Yosep Adi Prasetyo disapa, menambahkan pelaksanaan verifikasi media sesuai dengan Piagam Palembang yang sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh pelaku bisnis media dan organisasi kewartawanan di Indonesia.

 Visit Media adalah bagian dari kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah Tangkal Radikalisme dan Terorisme yang dilaksanakan BNPT dan FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. Metode lain dari kegiatan ini adalah lomba karya jurnalistik yang mengangkat tema kearifan lokal. [shk]