Jakarta – Direktorat Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Dit Lindung BNPT) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dalam menyusun draf Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Lingkungan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) / Sekolah Internasional dan Sistem Keamanan Objek Vital Ketanagalistrikan dalam menghadapi Ancaman Teorisme. Rakor tersebut digelar di Hotel Aston, Jl. TB Simatupang, Jakarta, pada Rabu hingga Jumat (20-22/7/2016)
Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol Drs. Herwan Chaidir dalam sambutannya mengatakan bahwa SOP ini tidak akan dapat dibuat tanpa adanya masukan, data, maupun uji data di lapangan. Pengumpulan database dan uji data di lapangan sendiri telah berlangsung selama kurang lebih hampir delapan bulan lamanya.
“Setelah SOP ini nanti selesai disusun, maka nanti juga akan ada uji publik yang banyak melibatkan lembaga terkait. Sehingga pembuatan SOP ini nantinya bukan hanya sekedar asal jadi yang dianggap SOP main-main. Karena SOP ini nanti akan menjadi standar dalam menghadapi ancaman terorisme yang ada di lingkungan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) / Sekolah Internasional dan Sistem Keamanan Objek Vital Ketanagalistrikan,” ujar Herwan Chaidir.
Untuk itu dirinya ingin menunjukkan bahwa SOP ini betul-betul dibuat dengan sungguh-sungguh sehingga masukan-masukan dari para steakholder terkait benar-benar sangat dibutuhkan yang tentunya sesuai dengan harapan steakholder dan masyarakat luas.
“Karena treding topic yang berkembang saat ini menyangkut masalah ancaman terorisme. Jadi kita harus betul-betul bekerja dengan nuansa bagaimana terorisme itu tidak bisa terjadi di lingkungan kita. Kita tidak mau kecolongan,” ujar pria lulusan Akpol tahun 1987 ini.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kasub Detasemen Bantuan Densus 88/Anti Teror Mabes Polri ini mengatakan, meski Santoso sudah meninggal dalam operasi Tinombala 2016, namun jaringannya tetap akan berjalan dengan amir (pemimpin) yang baru.
“Karena pengikut-pengikutnya sekarang ini sudah mendeklarasikan bahwa mereka akan tetap berjuang sampai pada Daulah Islamiyah (negara islam) itu terbentuk,” ujarnya
Dirinya memberikan contoh banyaknya aksi-aksi teror yang terjadi di berbagai negara pada akhir-akhir ini tentunya sudah menjadi ancaman yang membuat kita semuanya harus mewaspadainya. Seperti yang terakhir adalah aksi penabrakan truk terhadap warga yang menewaskan lebih dari 80 orang di kota Nice, Prancis dimana di dalam boks truk tersebut tersedia bom seberat 1 ton yang tidak sempat meledak.
“Kelompok mereka saat ini semakin pintar. Kalau akan masuk ke suatu tempat dia tentunya akan terdeteksi membawa bom. Jadi mereka telah memakai cara lain seperti itu (di kota Nice). Kalau menggunakan cara sepertti itu di negara kita tentunya akan mencari tempat yang paling sentral, seperti objek vital PLN,” kata pria yang pernah menjadi Kapolres Gorontalo ini.
Karena bagi kelompok tersebut, dengan matinya listrik paling tidak perekonomian akan hancur untuk sementara waktu. “Itu yang diharapkan kelompok tersebut. Dan saat ini kita sudah harus mulai susun SOP tersebut jika terjadi ancaman seperti itu. Dan ini sudah sangat mendesak sekali agar semua pihak tahu apa yang harus diperbuat jika terjadi ancaman seperti itu,” ujarnya
Menurut pria yang satu angkatan dengan mantan Kepala BNPT yang saat ini menjadi Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian ini bahwa SOP ini bisa dikatakan sebagai upaya untuk membuat barikade untuk melindungi objek vital dan juga satuan kerjasama pendidikan/sekolah internasional.
“Dalam SOP tersebut nantinya hal yang paling pahit saja juga harus sudah kita pikirkan dari sekarang. Jadi seperti apa SOP yang diinginkan harus didiskusikan bersama-sama, karena SOP ini sifatnnya akan berlaku secara nasional,” katanya
Karena dengan adanya dinamika kehidupan terorisme yang terus menggeliat, tentumnya juga harus mewaspadai juga cara-cara baru yang akan dipakai kelompok teroris nantinya. “Pandangan atau pola pikir yang akan dipakai kedepan oleh kelompok teroris dalam melakukan aksinya tentunya juga harus dipikirkan dalam membuat SOP ini. Ini supaya kita sendiri juga lebih maju dalam melindungi lingkungan kita. Jangan sampai pemikiran kelompok tersebut yang maju
Untuk itu dirinya berharap pembuatan SOP ini bisa disusun secara maksimal dengan adanya berbagai masukan dari para steakholder. “Kami berharap SOP ini bisa disusun secara baik guna melindungi kita semua dari berbagai macam ancaman terorisme yang semakin nyata,” ujarnya mengakhiri.
Seperti diketahui, untuk mendapatkan hasil kajian yang maksimal, BNPT melibatkan berbagai instansi terkait dalam penyusunan SOP tersebut, yakni Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI yang berperan sebagai penghubung Tim Penyusun Database Sistem Keamanan Lingkungan Satuan Pendidikan Kerjasama, Direktorat Pengamanan Obyek Vital Mabes Polri, Unsur peneliti dari Departemen Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Departemen Kriminologi UI, Lembaga Daulat Bangsa
Selain itu Rakor penyusunan SOP ini juga dihadiri Badan Intelijen Strategi (BAIS) TNI, BIN serta perwakilan dari satuan Anti Teror TNI dan Polri seperti Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI-AD, Denjaka TNI-AL, Satuan Bravo 90 Anti Teror Paskhas dan Densus 88 Anti Teror Polri. Acara tersebut sebelumnya telah dibuka oleh Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir.