Pekanbaru – Penyebarluasan paham radikal terorisme selama ini diketahui berlangsung secara senyap, menyusup ke dalam komunitas masyarakat. Kondisi tersebut dinilai menjadikan terorisme tidak mudah untuk diatasi.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengkajian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau, Akhmad Mujahidin, menganalogikan penanggulangan terorisme dengan kegiatan bersih-bersih rumah. Akan tetapi penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan layaknya menyapu lantai.
“Bagaimana mau disamakan dengan nyapu lantai, sementara gerakan penyebarluasan terorisme terjadi di ‘bawah tanah’. Dibutuhkan instrumen yang jelas untuk kegiatan penanggulangan terorisme,” kata Mujahidin dalam kegiatan coaching petugas enumerator untuk Survey Nasional Potensi Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Pekanbaru, Rabu (15/3/2017).
Mujahidin menambahkan, salah satu instrumen penting dalam upaya penanggulangan terorisme adalah database terkait daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme sebagai akar masalah. Perolehan database tersebut harus dilakukan dengan baik agar penanggulangan terorisme maksimal dilakukan.
“Penelitian juga penting dilakukan sebagai wujud perlawanan (terhadap terorisme, Red) yang berbasis ilmu atau data,” ujar Mujahidin.
Dalam penanggulangan terorisme, Mujahidin mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh unsur di dalam masyarakat. “Tidak bisa dilakukan hanya oleh BNPT di pusat dan FKPT di daerah. Semua di antara kita harus berada di garda terdepan untuk mengatasi terorisme,” pungkasnya.
Coaching petugas enumerator untuk Survey Nasional Potensi Daya Tangkal Masyarakat di Riau melibatkan dua orang peneliti dari Daulat Bangsa sebagai coach, yaitu Mas’ud Halimi dan Farhan Muntafa. Sebanyak 25 petugas enumerator dilatih terkait teknis pelaksanaan survey yang akan dilaksanakan selama 3 hari ke depan, dan hasilnya dipresentasikan pada akhir tahun 2017. [shk]