Pemda DIY Gulirkan Program Sosialiasi Pancasila ke Generasi Milenial

Yogyakarta – Langkah inovatif dilakukan Pemerintah Daerah Istimewa (DIY) untuk menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dengan menggulirkan program sosialisasi nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial. Tidak tanggung-tanggung, 8800 remaja di 78 kecamatan dijadikan sasaran sosialisasi tersebut.

Ketua komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mengatakan menggelorakan nilai-nilai Pancasila bagi generasi milenial sangat mendesak untuk menepis sikap intoleransi, terkoyaknya kebhinekaan, paham terorisme, radikalisme, esktrimisme, narkoba dan kenakalan remaja seperti ‘klithih’ yang sering terjadi di daerah itu.

“Biaya Rp 1,4 miliar dari APBD DIY. Dilaksanakan di 78 kecamatan ditambah 10 pertemuan, setiap pertemuan 100 orang. Tahun 2018 ini fokus pada generasi milineal,” kata Eko Suwanto di Gedung DPRD DIY, Rabu (7/2/2018), dikutip dari detik.com.

Sinau bareng atau belajar bersama tentang Pancasila itu akan menyasar 8.800 orang sehingga diharapkan di tahun 2018 ini akan ada 8.800 kader Pancasila di seluruh DIY. Jika ditambah pada 2017 lalu maka menjadi 15.200. Harapannya DIY akan menjadi daerah pelopor Pancasila.

Sekretaris Badan Kesbangpol DIY, Sugeng Irianto, mengatakan ‘Sinau Pancasila’ akan dimulai Kamis (8/2/) hari ini di Kabupaten Sleman, kemudian di Kulonprogo pada Februari-Maret, kota Yogyakarta pada April-Mei, Gunungkidul setelah lebaran dan Bantul pada bulan September.

“Akan diisi 5 materi yaitu Pancasila dan kebhinekaan, UUD 45, NKRI, dan strategi deteksi dini pencegahan konflik sosial di DIY. Nanti ada paparan, diskusi, diskusi kasus, diskusi kelompok, diharapkan nanti ada rekomendasi,” kata Sugeng.

Sekretaris Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Surono, mengatakan menyoroti metode penyampaian tentang Pancasila. PSP saat ini tengah mengembangkan indeks ketahanan ideologi Pancasila untuk mengukur sejauh mana ketahanan ideologi Pancasila dikalangan generasi muda.

“Bagaimana membuat Pancasila itu menarik, tidak hanya seminar dan diskusi. Yang membuat menarik adalah metode penyampaianya,” kata Surono.