Merdeka.com – Hasil penyelidikan terbaru dari bermacam rekaman kamera pengintai (CCTV), Kepolisian Thailand akhirnya memperoleh kesimpulan baru. Di salah satu gambar, terlihat sosok terduga pelaku laki-laki dibantu oleh dua laki-laki lain yang juga memakai kaus kuning. Ketiganya tidak memiliki ciri-ciri fisik seperti laiknya orang Thailand.
Surat kabar the Guardian melaporkan, Kamis (20/8), ketiga orang itu berbagi tugas. Pelaku berkacamata yang sketsa wajahnya sudah beredar menjadi eksekutor, dengan meletakkan ransel berisi bom pipa ke pinggir Kuil Erawan.
“Dua orang lainnya melindungi tersangka utama yang meletakkan bom,” kata Juru Bicara Kepolisian Thailand, Mayjen Prawut Thavonsiri.
Ketika ledakan terjadi pada 18.55, ketiganya berjalan dengan tenang sambil menenteng kantong plastik. Tidak diketahui ke mana mereka berpisah jalan.
Sedangkan pada insiden kedua ledakan granat di jembatan Saphan Taksin yang terjadi sehari setelah bom Kuil Erawan, di CCTV terlihat kembali sosok dua orang seperti turis asing melewati Sungai Chao Phraya secara tenang, melemparkan benda ke air, lalu ledakan terjadi hanya berselang beberapa detik.
Ledakan ini di Saphan Taksin, kata Kepolisian Thailand, memakai bahan serupa dengan bom di kuil hindu yang memicu lubang diameter 30 cm.
Perkembangan baru ini membuat kasus rangkaian peledakan bom di Ibu Kota Bangkok semakin rumit. Awalnya yang dituduh menjadi dalang insiden itu adalah kubu kaus merah, para pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Sempat muncul postingan di akun Facebook Pongpob Boonsare, salah satu pentolan Kaus Merah, yang mengatakan agar warga berhati-hati beraktivitas di Bangkok selama 14 hingga 18 Agustus. Ledakan terjadi pada 17 dan 18 Agustus.
“Sudah saya katakan untuk berhati-hati,” tulis Pongpob beberapa jam setelah insiden. Tapi dia kemudian menyertakan informasi, bahwa Kaus Merah tak terlibat sama sekali. Adanya bahaya pada 17-18 Agustus dia dapatkan dari seorang sumber partai politik.
Otoritas keamanan Thailand terus mencari kemungkinan teroris internasional terlibat dalam peledakan tersebut, termasuk ISIS. Bulan lalu, Negeri Gajah Putih mendeportasi puluhan warga etnis Uighur ke China dengan tuduhan hendak berangkat ke Irak dan Suriah.
“Kami meyakini pelaku adalah orang asing, tapi dibantu oleh beberapa warga lokal Thailand,” kata Mayjen Thavonsiri.
Insiden di Kuil Erawan menyebabkan 22 orang tewas, mencakup 11 orang asing. Seorang Warga Negara Indonesia ikut tewas dalam tragedi ini. Lebih dari itu, 120 orang mengalami cedera akibat bom berjenis TNT tersebut.
Sumber: merdeka.com