PBNU Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama Dukung Pembangunan Bangsa

Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai sebuah konsep dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa.

“Moderasi beragama menjadi salah satu indikator penting, bahwa pembangunan di republik kita ini berjalan memenuhi unsur-unsur dari sejumlah kebutuhan bangsa Indonesia,” ujar Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU Ishaq Zubaedi Raqib dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pernyataan Edi tersebut disampaikan dalam workshop bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama untuk Masyarakat” yang diinisiasi LTN PBNU dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI di Jakarta.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, masyarakat umum, dan tokoh lintas agama.

Edi mengatakan moderasi beragama merupakan indikator krusial dalam pembangunan Indonesia, karena menciptakan harmoni sosial yang menjadi prasyarat penting bagi kemajuan bangsa.

Menurut dia, moderasi beragama telah menjadi prioritas pemerintah sejak diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No.58 tahun 2023, yang menjadikan pelaksanaan moderasi beragama lebih terukur dan terstandar.

Sementara itu, Ketua Majelis Tinggi Konghuchu Indonesia (Matakin) DKI Jakarta Ws Liliany Liem Lontoh menjelaskan bahwa moderasi beragama adalah proses untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan seimbang.

“Moderasi beragama adalah mengutamakan keseimbangan dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama,” ujarnya.

Liliany juga menekankan pentingnya toleransi dalam beragama, yang memungkinkan umat beragama untuk mengambil nilai-nilai positif dari agama lain tanpa mengurangi keyakinan mereka.

Kasubdit Pengembangan Akademik Ditjen Pendis Kemenag RI Imam Bukhori mengingatkan bahwa toleransi dalam moderasi beragama harus memperhatikan kepentingan bersama dalam praktik beragama di ruang publik.

“Praktik beragama dalam kehidupan bersama harus mementingkan kepentingan bersama, sementara praktik beragama pribadi bisa disesuaikan dengan prinsip masing-masing individu,” kata Imam.