Jakarta – Ancaman terorisme kini bermetamorfosis lebih canggih dan
memanfaatkan berbagai ruang siber untuk menyebarkan pahamnya secara
global. Teroris menggunakan cara yang sulit dideteksi, misalnya
melalui dark web dan artificial intelligence (AI) untuk mengecoh
surveillance aparat penegak hukum.
Hal itu dikatakan Menko Polkam Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan saat
meresmikan Indonesia Knowledge Hub on Counter Terrorism and Violent
Extremism (I-KHUB CT/VE) dan Peta Jalan Komunikasi Strategis
Penanggulangan Ekstremisme yang diinisiasi oleh BNPT (Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme), Selasa (3/12/2024).
Kehadiran outlook dan peta jalan, kata Menko Polkam, menjadi referensi
penting bagi BNPT serta kementerian/lembaga terkait lainnya untuk
mengambil kebijakan dalam menghadapi ancaman terorisme di ruang siber.
Pada peluncuran tersebut, Menko Polkam menyampaikan pesan penting
kepada seluruh pimpinan kementerian/lembaga dan juga seluruh
masyarakat. Pertama, memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mencegah
penyalahgunaan ruang siber dari ancaman terorisme. Kedua, memperkuat
kapasitas seluruh stakeholder untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.
Ketiga, mengintensifkan kontra narasi dan kontra propaganda berbasis
teknologi kreatif. Dan keempat, mengadopsi dan mengimplementasi Peta
Jalan Komstra Penanggulangan Ekstremisme secara menyeluruh.
“Saya juga mengajak seluruh kementerian/lembaga yang terlibat dalam
penanganan terorisme untuk terus hadir memberikan jaminan rasa aman
bagi masyarakat, baik di ruang nyata maupun ruang siber,” ujar Menko
Polkam.
Menurutnya, upaya perlindungan ini juga merupakan salah satu dari
tujuan Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu
memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Menko Polkam berharap, peluncuran Knowledge Hub on Counter Terrorism
and Violent Extremism itu menjadi momentum sinergitas bagi seluruh
stakeholder dan masyarakat di Indonesia untuk bergerak bersama melawan
ancaman terorisme di ruang siber.
Menko Polkam melanjutkan, Indonesia telah berhasil mencapai zero
terrorist attack sejak 2023. Peringkat Indonesia dalam Global
Terrorism Index juga membaik, sehingga masuk ke dalam kategori low
impacted dari sebelumnya medium impacted. “Tentunya, ini merupakan
capaian besar yang patut kita apresiasi bersama. Hasil kerja
kolaboratif yang sangat luar biasa dari seluruh pihak, baik pada aspek
pencegahan maupun penegakan hukum,” ucapnya.
Namun, Menko Polkam mengingatkan, kondisi tanpa teror dua tahun
terakhir bukan berarti para teroris telah menghentikan aksi mereka.
“Tugas kita ke depan adalah bagaimana mempertahankan kondisi ini,
sehingga kehadiran negara dapat memberikan rasa aman bagi seluruh
masyarakat,” tandas Budi Gunawan.