Pesta Asian Games ke-VIII yang digelar di dua kota Jakarta dan Palembang tidak boleh berhenti sebatas peristiwa olahraga. Pesta olahraga terbesar di Asia ini harus dimaknai sebagai peristiwa besar untuk merajuk persaudaraan Asia dan kesatuan bangsa Indonesia.
Presiden Soekarno saat membuka Asian Games, 56 tahun lalu di Jakarta menyampaikan bahwa spirit Asian Games bukan sekedar pertandingan olahraga, tetapi juga upaya memperkokoh ruang kebangsaan. Dalam Asian Games tercakup perjuangan nasional yakni memperkokoh persatuan nasional dan memupuk jiwa gotong royong serta menjadi forum solidaritas internasional, dengan membentuk persahabatan dan perdamaian dunia.
Pesan Presiden Soekarno ini tampaknya masih sangat relevan dengan kondisi kehidupan bangsa saat ini apalagi jika melihat fenomena kehidupan sebagian masyarakat yang memiliki kecenderungan yang berbeda dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yang selama ini menjadi acuan dalam berbangsa dan bermasyarakat. Jika pelaksanaan Asian Games di era Soekarno, masyarakat Indonesia sepakat menjadikan peristiwa ini sebagai stating point untuk membangun dan memperkenalkan bangsa ini yang masih berumur 17 tahun kala itu ke dunia luar, kini pelaksanaan Asian Games justru sering kali dibenturkan dengan pemahaman yang keliru dengan memunculkan berbagai asumsi-asumsi yang dianggap sangat tidak relevan dengan spirit Asian Games.
Sikap seperti ini bukan saja membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain dan masyarakat di sekitarnya, karena karakteristik perilaku tersebut menyulut permusuhan dan kebencian antara sama manusia dan saling menjatuhkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Karena itu tidak ada satupun agama dan keyakinan yang membolehkan perilaku seperti ini karena dampaknya yang sangat merusak tatanan hidup masyarakat.
Kekeliruan dalam menyikapi peristiwa seperti ini merupakan ciri khas kelompok masyarakat yang selalu mencari peluang untuk menyulut kebencian di antara sesama bangsa Asia pada umumnya dan bangsa Indonesia secara khusus. Mereka seringlali mengangkat isu yang dianggap dapat mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap event tersebut. Padahal apapun alasanya bangsa ini telah sepakat bahwa event Asian Games ini adalah milik semua bangsa Indonesia yang harus dijaga dan diamankan sehingga citra bangsa Indonesia di masyarakat internasional semakin kuat dan positif.