Jakarta – Untuk mencegah cikal bakal gerakan terorisme agar tidak berkembang di Indonesia, media massa diminta untuk tidak melakukan mengglorifikasikan terhadap gerakan penyebaran paham radikal terorisme.
Hal tersebut dikatakan pengamat terorisme, Irjen Pol (Purn) Ir. Hamli,ME, saat menjadi narasumber pada acara Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peran Media Massa dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme” yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang berlangsung di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Hal tersebut dikarenakan media massa memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan paham radikal terorisme kepada masyarakat, sehingga pemberitaan media massa seharusnya lebih mengenai permasalahan dari paham tersebut, yang mana penyebaran paham tersebut harus dicegah.
“Seharusnya media massa ini memberi tahu kepada masyarakat tentang permasalahan mengenai cikal bakal suatu paham menuju terorisme. Meski tidak semuanya berujung ke terorisme, paling tidak masyarakat harus memiliki pengetahuan,” ujar Irjen Pol (Purn) Hamli.
Tak hanya peran media massa, dirinya menuturkan peran masyarakat juga penting dalam mencegah paham radikal terorisme, salah satunya dengan tidak menjauhi orang yang terkontaminasi paham radikal.
Dirinya mengatakan jika terdapat orang yang terkontaminasi paham radikal tertentu, sebaiknya dirangkul dan diajak berdiskusi dengan baik karena apabila orang tersebut semakin jauh, maka akan berpeluang besar semakin terkena paham tersebut.
“Orang-orang seperti ini jangan dipojokkan, rangkul saja dan ajak berdiskusi baik-baik,” tutur pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pencegahan BNPT RI periode 2018-2020 ini.
Partisipasi media massa dan masyarakat, kata dia, bisa mencegah paham radikal terorisme dari hulu. Sementara dari hilir, Hamli menuturkan BNPT bersama Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri yang akan menangani pencegahan paham itu.
Ia berharap BNPT dan Densus 88 bisa lebih fokus dengan kestabilan kondisi Indonesia yang saat ini menyandang status nol kasus terorisme. Kondisi tersebut, kata dia, diharapkan berlanjut sepanjang tahun ini hingga seterusnya.
Hamli menuturkan tidak adanya kasus terorisme belakangan ini yang terjadi di Indonesia yang tidak hanya membuat masyarakat tenang, namun juga menyebabkan kepercayaan negara lain meningkat. Menurutnya, kondisi keamanan itu berimplikasi kepada derasnya investasi yang masuk ke tanah air.
“Jadi kita tidak perlu lagi khawatir seperti dahulu. Kalau ada bom seperti bom Bali dulu kan kita takut juga,” kata mantan perwira tinggi Polri yang dikenal dalam meneliti berbagai jenis bom yang digunakan dalam kasus terorisme ini.
Oleh karena itu dengan adanya kegiatan FGD yang diadakan BNPT bersama media massa ini Hamli yang juga sebagai perwakilan masyarakat mengucapkan banyak terima kasih yang telah mengkonsolidasi dan mengkoordinasikan teman teman dari berbagai media baik itu dari media mainstream dan juga media sindikasi Islam.
“Dimana media-media ini akan selalu menyuarakan kebersamaan, kedamaian bahwa Indonesia ini akan lebih damai kedepannya melalui teman teman media ini,” ujar alumni Sepamilsuk ABRI tahun 1989 ini.
Oleh karena itu alumni Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini menghimbau kepada media massa ketika memberitakan tentang kasus radikalisme dan terorisme ini hendaknya disesuaikan dengan aturan-aturan yang sudah ada.
“Kemudian karasi-narasi tentang perdamaian itu seyogyanya tetap dipertahankan seperti sekarang yang sudah dilakukan oleh teman teman media. Lalu harapannya kami juga mengimbau teman teman dari BNPT untuk tetap mensupport teman teman media ini dengan baik,” ujarnya mengakhiri.
Seperti diketahui, acara FGD diselenggarakan selama dua hari dihadiri perwakilan media massa nasional ini dibuka oleh Direktur Pencegahan BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, MA pada Selasa (19/3/2024). Sedangkan di hari Rabu (20/3/2024) FGD ini di diikuti oleh media-media Sindikasi Islam.
Acara yang dimoderatori Abdul Malik, MA, selaku Redaktur Pelaksana Pusat Media Damai (PMD) BNPT ini juga menghadirkan narasumber lain yakni Wakil Ketua Dewan Pers, Muhamad Agung Dharmajaya dan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional / BRIN, Abdul Jamil Wahab, S.Ag., M.Si. Acara ini juga tampak dihadiri Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Letkol Cpl. Hendro Wicaksono, SH, M. Krim. Beserta staf