Ternate – Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. Hamli, menyebut maraknya peredaran berita bohong atau hoax adalah dampak dari telepon pintar (smart phone) yang tak diimbangi oleh pengguna cerdas (smart people). BNPT disebutnya terus berupaya melakukan inovasi untuk mengatasinya.
Hamli hadir dan berbicara di hadapan peserta kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Kota Ternate, Rabu (9/5/2018). Kegiatan ini disebut oleh Hamli sebagai respon terhadap peredaran hoax dan informasi bermuatan radikalisme yang belakangan semakin marak.
“Ini kegiatan ke sembilan dari rangkaian serentak di 32 provinsi. Ini ikhtiar bagaimana BNPT dan FKPT ingin mencetak smart people sebagai pengguna smart phone,” tegas Hamli.
Kemajuan teknologi yang di antaranya ditandai dengan masifnya penggunaan smart phone dan media sosial di masyarakat, tambah Hamli, saat ini sudah turut dimanfaatkan oleh jaringan pelaku terorisme. Proses penyebarluasan paham radikal terorisme dan perekrutan pelaku baru banyak dilakukan melalui media sosial. “Caranya seperti pemutarbalikan fakta, menyebar berita bohong atau hoax,” tandasnya.
Melalui kegiatan literasi digital, Hamli menyampaikan ekspektasinya masyarakat pengguna smart phone semakin cerdas dan siap menghadapi era kebebasan informasi yang saat ini terjadi. Dalam kegiatan ini peserta tidak hanya diberikan pembekalan mengenali dan membedakan berita fakta dan hoax, namun juga dilatih membuat konten positif untuk kepentingan kontranarasi dan kontrapropaganda.
Dalam sambutannya Hamli juga menyisipkan tips bagaimana mengcegah paparan hoax dan radikalisme di masyarakat. Perwira tinggi Polri tersebut menawarkan tips 3T, yaitu tidak mudah menerima informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya, tidak mudah menyebarluaskan informasi yang diterima dan tidak mudah marah menyikapi informasi yang beredar di media sosial.
“Maka saya ucapkan selamat berkegiatan. Ikuti acara ini dengan baik, serap ilmunya dan manfaatkan untuk bersama-sama mencegah radikalisme dan terorisme,” pungkas Hamli.
Kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Kota Ternate terlaksana atas kerjasama BNPT dan FKPT Maluku Utara. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. Untuk mendukung suksesnya kegiatan tersebut BNPT menggandeng Dewan Pers, Cameo Project, GEEVV Indonesia dan pihak-pihak berkompeten lainnya untuk dijadikan sebagai pemateri . [shk/shk]