Pasangkayu – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui
Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Propinsi Sulbar
menggelar Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri) untuk
mewujudkan desa siaga dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme.
Kegiatan ini bertujuan mengajak para tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi, masyarakat sekitar dan aparatur pemerintahan untuk
bersama-sama berperan aktif dalam melakukan pencegahan dan deteksi
dini terhadap paham radikalisme dan terorisme melalui kepedulian
terhadap lingkungan sekitar.
“Melalui kegiatan Kenduri Desa siaga ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman mengenai Pentingnya kearifan lokal dalam mencegah
berkembangnya paham radikalisme dan terorisme. Selain itu kegiatan ini
juga diharapkan mampu memberikan pemahaman yang cukup mengenai upaya
deteksi dan pencegahan terhadap paham-paham radikalisme dan terorise,”
kata Ketua FKPT Sulbar, Imran Idris.
Kegiatan yang dimoderatori Ketua Bidang Media Massa FKPT Sulbar,
Naskah M Nahban, menghadirkan Narasumber dari BNPT, Eldi Bisma, mantan
Ketua Dewan Pers periode 2013-2018, Yosep Adi Prasetyo, dan Kepala
Dinas PMD Kabupaten Pasangkayu, Dr Irfan Sadek, di Aula Haji Kemenag
Pasangkayu, Rabu (10/7/2024).
Imran Idris mengatakan, Kegiatan Kenduri Desa Siaga yang digelar oleh
BNPT dan FKPT Sulbar kali ini dikemas dengan penuh suasana
kekeluargaan, apalagi dilaksanakan di Aula Kantor Kemenag.
Ia menjelaskan kegiatan Kenduri ini bertujuan untuk membuat keakraban
semua unsur yang ada di Kabupaten Pasangkayu dimana diketahui ini.
Kabupaten Pasangkayu juga dihuni oleh berbagai suku dan agama yang
berbeda yang hidup rukun berdampingan, toleransinya cukup tinggi.
Pada kesempatan yang sama, mewakili Pemerintah Daerah Pasangkayu, Dr
Irfan Sadek menyambut baik dan sangat. Mengapresiasi kegiatan yang
dilaksanakan BNPT dan FKPT Sulbar di Kabupaten Pasangkayu.
“Saya kira program Kenduri FKPT Sulbar ini di Kabupaten Pasangkayu
dengan melibatkan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan
terorisme sangat kita harapkan, dikarenakan wilayah Kabupaten
Pasangkayu merupakan wilayah pelintasan perbatasan langsung wilayah
Sulteng yang notabene sebagai wilayah pemberantasan terorisme
belakangan ini”, apresiasi Irfan.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk bersungguh-sungguh mengikuti
kegiatan ini karna merupakan perwakilan yang beruntung dapat mengikuti
giat yang baru pertama kali dilaksanakan ini.
“Semoga bapak ibu peserta sosialisasi ini dapat menjadi agen
perubahan, agen perdamaian menjaga kondusifitas lingkungannya,” tutur
Kadis PMD Pasangkayu.
Sementara itu Narasumber dari BNPT Pusat, Eldi Bisma menyampaikan
materi terkait radikalisme terorisme serta upaya pencegahannya
mengungkapkan beberapa contoh kejadian kasus terorisme di Indonesia
disebabkan banyak faktor, salah satu faktornya karna keyakinan yang
salah terhadap pemahaman agama yang sekarang dapat diperoleh dengan
mudah dari komunitas website dan media sosial.
Lebih lanjut dijelaskan ciri-ciri sikap yang dapat mengarah pada
tindakan radikal terorisme antara lain anti Pancasila, Bhinneka
Tunggal IKA, NKRI, UUD RI 1945, mudah mengkafirkan, anti pemerintahan
yang sah, anti seni budaya dan eklusif serta bersikap intoleran.
Pencegahan dan penanggulangan terorisme tidak dapat hanya dilakukan
oleh aparat dan pemerintah, tetapi diperlukan sinergi semua pihak.
“Yang harus kita lakukan yaitu waspada terhadap provokasi, cek ricek
kroscek, menumbuhkan naluri kebangsaan, nasionalisme, persatuan dan
cinta tanah air. Pesan-pesan perdamaian, kalau posting-posting yang
menyejukkan. Kritis terbuka dan literasi, saring informasi sebelum
sharing,” jelasnya.