Kenapa Pendidikan Tidak Masuk dalam Variabel Penelitian Radikalisme?

Pangkalpinang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung, Rabu (20/9/2017), mendiseminasikan Hasil Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme. Respon positif diberikan peserta kegiatan, salah satunya pertanyaan kenapa faktor pendidikan tidak menjadi variabel dalam pelaksanaan penelitian.

Pertanyaan itu disampaikan oleh Maulina Hendrik, peserta dari unsur pendidik, perwakilan dari Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Bangka Belitung.

“Kita tahu masyarakat Babel adalah masyarakat yang haus pendidikan. Tapi kenapa justeru pendidikan tidak dimasukkan dalam variabel penelitian?” tanya Maulina.

Menerima pertanyaan tersebut, Direktur Eksekutif Daulat Bangsa, M. Sholehuddin selaku reviewer memberikan jawaban. Dikatakannya, faktor pendidikan memang tidak masuk ke dalam variabel penelitian secara langsung, namun menjadi dasar penentapan responden.

Variabel dalam survey nasional daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme sendiri ada 7, yaitu kepercayaan terhadap hukum, kesejahteraan, pertahanan dan keamanan, keadilan, kebebasan, profil keagamaan dan kearifan lokal.

“Di Babel, hasilnya kita dapatkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA, disusul SD, SMP dan S1,” jawab Sholehuddin.

Dari jenjang pendidikan responden tersebut, lanjut Sholehuddin, secara otomatis pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berdasarkan variabel pendidikan sudah terjawab. “Misalkan dari variabel profil keagamaan, kita sudah dapat simpulkan bagaimana pemahaman seorang responden yang berpendidikan SD dan bagaimana dengan yang sudah menempuh Strata Satu,” jelasnya.

Dalam jawabannya Sholehuddin menyampaikan apresiasi atas pertanyaan yang disampaikan peserta. Dia mengaku akan mengupayakan aspek pendidikan menjadi salah satu variabel dalam penelitian mendatang.

Kegiatan Diseminasi Hasil Survey Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di Babel mendapatkan respon positif dari Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. Kasubbag Kewaspadaan Dini Badan Kesbangpol, Muhammad Iqbalsyah, menawarkan kepada FKPT Babel untuk mendiseminasikan ulang hasil survey ke masyarakat yang lebih luas.

“Tentu kita tidak ingin hasil survey yang bagus ini dipotret, dimasukkan ke dalam kolase dan berakhir. Saya fikir hasil survey ini harus disosialisasikan lebih luas agar menjadi kewaspadaan dini di masyarakat,” ungkap Iqbal.

Ketua FKPT Bangka Belitung, Riswardi, menyambut baik adanya menyambut baik tawaran dari Badan Kesbangpol Provinsi Bangka Belitung. “Kami akan diskusikan lebih lanjut dengan BNPT terlebih dahulu, apakah survey ini bisa disosialisasikan secara bebas atau bagaimana. Tapi kami apresiasi tawaran ini,” jawabnya.

Survey Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme dilaksanakan oleh BNPT di 32 provinsi se-Indonesia dengan menggandeng FKPT. 3 lembaga survey dilibatkan sebagai reviewer dalam survey ini, yaitu The Nusa Institute, Daulat Bangsa dan Litbang Kementerian Agama Republik Indonesia. [shk/shk]