Kemenag DKI Komitmen Dukung Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Lewat Penguatan Moderasi Beragama

Jakarta – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
berkomitmen mendukung upaya pencegahan radikalisme dan terorisme
melalui penguatan moderasi beragama yang sejalan dengan semangat Hari
Kebangkitan Nasional bertema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia
Kuat”.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DKI
Jakarta, Nur Pawaidudin, dalam acara nonton bareng dan diskusi film
“Kembali Satu Titik” yang diselenggarakan oleh Densus 88 di
Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).

“Hari Kebangkitan Nasional memiliki kaitan yang sangat kuat dengan
pencegahan radikalisme, terutama dalam upaya deradikalisasi yang dapat
membantu menciptakan lingkungan kondusif bagi kebangkitan nasional,”
ujar Nur Pawaidudin.

Nur Pawaidudin mengidentifikasi penyebaran radikalisme melalui
pemahaman agama yang ekstrem sebagai salah satu tantangan utama yang
dihadapi. “Kementerian Agama bersama dengan kementerian lain
berikhtiar melalui moderasi beragama untuk mencegah radikalisme.
Moderasi beragama bukan hanya milik Kementerian Agama, tetapi menjadi
ikhtiar bersama agar pemahaman terhadap agama tidak menjadi radikal,”
ujarnya.

Menurut Kabag TU, ada beberapa indikator penting dalam moderasi
beragama, antara lain komitmen kebangsaan dengan muara NKRI harga
mati, prinsip antikekerasan, toleransi, dan pertimbangan terhadap
tradisi. “Toleransi itu seperti kebebasan yang kita miliki dibatasi
oleh kebebasan orang lain. Jadi tidak sebebas-bebasnya,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap penyebaran paham
radikalisme melalui media sosial yang dinilai sangat masif. “Dengan
jumlah penduduk Indonesia sekitar 280 juta orang, penyebaran melalui
media sosial sangat mungkin terjadi karena tidak ada batasnya,”
katanya.

Ia berharap para guru dapat menayangkan film tersebut di lingkungan
sekolah dan madrasah sebagai bagian dari upaya pencegahan radikalisme.
Tambahnya, Kabag Tjuga mengingatkan pentingnya verifikasi berita
sebelum membagikannya ke media sosial.

“Film ‘Kembali Satu Titik’ sangat efektif karena lebih mudah dicerna
masyarakat dibandingkan ceramah atau diskusi yang berapi-api,”
imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Nur Pawaidudin mengingatkan para guru bahwa
tugas mereka bukan hanya mengajar dan memberikan ilmu, tetapi juga
membentuk karakter anak didik. “Pada saat karakter siswa-siswi kita
baik, insyaAllah, paparan radikalisme itu tidak akan masuk pada
anak-anak kita bersama,” pungkasnya.