Kampar – Pemerintah Kabupaten Kampar Riau, meminta pelajar di daerahnya berhati-hati dalam memanfaatkan telepon seluler, terutama yang sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Mencegah pengaruh buruk masuk, pelajar didorong memanfaatkan piranti berteknologi yang dimilikinya tersebut secara positif.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar, Yusri, saat menyampaikan sambutan di pembukaan kegiatan Workshop Lomba Video Pendek yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau di Aula Kantor Bupati Kampar, Rabu (26/9/2018). Sebanyak 172 pelajar setingkat SMA dan sederajat hadir sebagai peserta di kegiatan tersebut.
“Dinas Pendidikan sudah bekerja meminta guru di sekolah untuk melakukan pengawasan lebih terhadap penggunaan telepon pintar, tetapi kepada siswa perlu kami juga meminta secara langsung agar berhati-hati,” kata Yusri.
Yusri menilai, kemajuan teknologi yang di antaranya nampak di kecanggihan telepon seluler saat ini sebagai sebuah keniscayaan. Pelajar perlu mendapatkan arahan bagaimana telepon seluler sebagiknya digunakan. “Karenanya kami mendukung kegiatan ini. Kegiatan ini kami harapkan mendorong siswa berpikir produktif, menghasilkan karya yang tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, akan tetapi ikut menjaga keamanan daerah dan negaranya,” urainya.
Dalam sambutannya Yusri juga menyinggung Kampar sebagai daerah yang kaya budaya dan sejarah, di antaranya dikenal menghasilkan tokoh dan pahlawan besar. Dengan bekal kemampuan membuat video pendek berkualitas, pelajar diharapkan tidak hanya ikut melakukan pencegahan terorisme, akan tetapi juga ikut membangun daerahnya. “Promosikan kepada dunia jika Kampar aman untuk kunjungan dan investasi. Kampar kaya budaya, Kampar bebas terorisme,” tutupnya.
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, menyebut kegiatan Workshop Lomba Video Pendek sebagai bagian dari pendekatan lunak dalam penanggulangan terorisme. Kegiatan ini merupakan terobosan yang diambil untuk merangsang keterlibatan pelajar dalam pencegahan terorisme.
“Kita sepakat terorisme musuh bersama, karenanya bersama-sama kita memeranginya. Pelajar memiliki kemampuan, pelajar bisa ikut andil, salah satunya melalui kegiatan ini,” ungkap Andi Intang.
Lomba video pendek yang diawali dengan pelatihan, masih kata Andi Intang, adalah upaya melibatkan kalangan pelajar sesuai dengan zamannya. Dia sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar, saat ini nyaris tidak ada pelajar yang tidak memiliki telepon seluler berjaringan internet.
“Jika tidak diarahkan, bukan tidak mungkin telepon seluler akan menjerumuskan pelajar. Karenanya belajarlah bagaimana sebaiknya telepon digunakan, dan ikutlah berperan untuk menjaga keutuhan bangsamu,” tegas Andi.
Di akhir sambutannya perempuan kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan tersebut mengungkap keberhasilan BNPT dalam pencegahan terorisme melalui lomba video pendek. Dalam 2 tahun awal pelaksanaan, yaitu tahun 2016 dan 2017, kegiatan ini sudah menghasilkan 1200 video yang keseluruhannya diunggah ke media sosial Youtube, dan telah disaksikan tak kurang dari 24 juta kali.
“Ini bentuk kontrapropaganda secara lembut. Di Youtube banyak beredar ajaran dan ujaran kebencian, karenanya kami mengimbanginya dengan tontonan yang mendidik sekaligus mencegah radikalisme dan terorisme,” tutup Andi Intang. [shk/shk]