Kedepan Penyuluh Agama Harus Bisa Bicara Pencegahan Radikalisme Terorisme

Jakarta – Penyuluh agama sebagai ujung tombak Kementerian Agama (Kemenag) di seluruh wilayah Indonesia kedepannya nanti bukan lagi hanya berbicara masalah agama seperti fiqih semata. Kedepan penyuluh agama juga harus bisa berbicara dan mengerti untuk masalah lain yang dihadapi negara, seperti masalah radikalisme dan terorisme.

Hal tersebut dikatakan Kepala Seksi Peenyuluh Agama Islam, H.Amirullah, M.Ag, pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) dalam rangka pendampingan sasaran deradikalisasi di masyarakat yang digelar di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Kementerian Agama (Kemenag) yang berlangsung di salah satu hotel di Jakarta pada Rabu (15/11/2017) siang ini

“Penyuluh agama harus bisa berbicara untuk masalah negara seperti kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Apalagi kedepan juga harus bisa bicara tentang pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme,” ujar Amirullah.

Menurutya penyuluh agama yang merupakan ujung tombak Kementerian Agama yang ada di setiap penjuru wilayah Indonesia sebagai alat negara, kedepan juga harus bisa dipakai oleh seluruh instansi pemerintah lainnya dalam melakukan program untuk masyarakat

“Instansi pemerintah lain juga bisa memakai penyuluh agama untuk ikut hadir di tengah masyarakat dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat,” ujarnya

Dirinya pun juga mengucapkan terima kasih kepada BNPT yang selama tiga hari ini telah para penyuluh agama dari 16 provinsi untuk ikut serta dalam menjalankan pendampingan program deradikalisasi dalam menanggulangi terorisme

“Terima kasih kepada BNPT yang telah mengadakan kegiatan ini untuk memberikan bekal kepada para penyuluh agama agar mereka bisa melakukan pendekatan kepada para mantan teroris itu. Dimana untuk gelombang pertama ini ada 176 orang yang terdiri dari penyuluh di kabupaten/kota dan para kepala kantor wilayah dan kepala kantor kemneterian agama Kabupaten/Kota,” ujarnya.

Untuk itu Amirullah berharap kedepannya antara Kemenang dan BNPT bisa bekerjasama lebih baik lagi terutama dalam masalah pendampingan terhadap sasaran deradikalisasi. “Kami harapkan bapak ibu para penyuluh ini nantinya juga harus bisa mengidentifikasi para mantan-mantan teroris itu dan sekaligus bisa menjaga kerukunan dan kedamaian dimana penyuluh agama ditugaskan,” ujarnya mengakhiri.