Makassar-Bibit terorisme adalah pemahaman yang radikal. Ciri-ciri orang yang mengidap pemikiran radikal akan cenderung tertutup, intoleran, fanatik dan ingin merubah kondisi dengan cara drastis melalui kekerasan.
Demikian penyampaian Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas Sujatmiko, dalam membuka paparannya pada acara “Goes to School dalam rangka Kontra Propaganda Pencegahan Terorisme di Sulawesi Selatan” yang diselenggarakan oleh BNPT di MAN 2 Model, Makassar, Kamis (5/10/2017). Kegiatan ini diikuti oleh
sekitar 400 siswa-siswi kelas 3 dari sekolah tersebut.
Lebih lanjut Sujatmiko menjelaskan sekedar memiliki pemikiran radikal belum tentu menjadi teroris. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan seseorang jatuh dalam jaringan terorisme.
“Faktor yang mendorong seorang radikal menjadi teroris seperti dendam, merasa didzholimi dan yang paling pokok karena pemahaman keagamaan yang dangkal.” tegasnya.
Kalangan generasi muda menjadi sasaran empuk rekrutmen kelompok radikal terorisme baik yang dilakukan secara offline maupun online. Bukti generasi muda yang terpapar paham radikal, menurut Sujatmiko, sudah banyak baik yang terpengaruh karena pertemuan langsung maupun rekrutmen melalui dunia maya.
Ajakan radikal terorisme di dunia maya saat ini semakin masif. Penyebaran ajakan kekerasan, fitnah, hasutan dan ajakan dengan berkedok agama disebar untuk memperdaya generasi muda.
Karenanya, Sujatmiko memberikan tips kepada siswa untuk membentengi diri dari pengaruh radikal terorisme dengan memperkuat wawasan kebangsaan dan pemahaman keagamaan yang moderat. Selain itu, ia mengajak siswa untuk bergabung dalam komunitas perdamaian dan memberikan kontribusi nyata untuk perdamaian bangsa ini.