Magelang- Infiltrasi paham radikal terorisme saat ini sudah masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat. Salah satu target rentan yang disasar adalah generasi muda, termasuk mahasiswa.
Penyebaran paham, indoktrinasi bahkan rekrutmen di lingkungan Perguruan Tinggi (PT) sudah semakin meresahkan. Karena itulah, PT melalui civitas akademika dituntut mempunyai kepekaan dan berperan dalam mencegah persoalan ini.
Demikian pernyataan Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kol. Pas. Sujatmiko mengawali paparannya di kegiatan Kuliah Umum dengan tema Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Universitas Tidar, Magelang (13/09/2018). Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 300 mahasiswa dalam rangka mengawali perkuliahan.
Lebih lanjut Sujatmiko mengingatkan penyebaran paham radikal terorisme saat ini sudah menggunakan berbagai saluran baik konvensional maupun digital. Berbagai saluran telah masif digunakan seperti penyebaran melalui buku baik cetak maupun elektronik dan paling mengkhawatirkan melalui dunia maya.
“Sebaran propaganda di dunia maya dalam bentuk hasutan, provokasi, ujaran kebencian bahkan ancaman kekerasan sudah banyak kita temukan.” ungkap Sujatmiko.
Hal yang dikhawatirkan menurut Pria Kelahiran Magelang ini terpaparnya generasi muda akibat propaganda di dunia maya. Memang perubahan seseorang menjadi radikal tidak berjalan instan. Terdapat proses panjang dari sikap intoleran menjadi radikal dan memilih jalan ke arah terorisme.
“Proses radikalisasi merupakan tahapan yang panjang dari pra radikalisasi, identifikasi indoktrinasi dan aksi. Seluruh proses ini bisa terjadi di dunia nyata dan dunia maya.” tegas Sujatmiko.
Karena itulah, Ia mengajak mahasiswa sejak dari dini untuk mengenali ciri-ciri penyebaran kelompok teror dan pola penyebarannya terutama di lingkungan kampus dan masyarakat. Mahasiswa harus mempunya kepekaan dan kepedulian untuk terlibat dalam pencegahan radikal terorisme.
Mahasiswa harus memperkuat daya kritis untuk menyaring berbagai informasi serta selalu membuka diri untuk berdialog dengan yang lain. Selain itu, hal paling penting, menurutnya, memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
“Saya sangat mengharap keterlibatan generasi muda melalui ide dan gagasannya untuk bersama-sama menyelesaikan problematika terorisme ini. Kami sangat terbuka dengan gagasan dan ide kreatif anak muda sebagaimana BNPT telah membentuk komunitas anak muda melalui duta damai di dunia Maya di beberapa propinsi.” pungkas Sujatmiko.
Sementara itu, pihak kampus yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Tidar, Dr. Bambang Kuncoro, M.Si, mengucapkan terima kasih atas kedatangan BNPT untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa. Banyak menurutnya informasi yang berkembang tentang terorisme dan melalui kedatangan BNPT dapat memberikan informasi yang relevan dan valid
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa secara ideologis PT memiliki tri dharma perguruan tinggi yang bisa dijadikan modal bagi PT untuk mengambil peran. Tetapi perubahan selalu mempengaruhi lingkungan kampus.
“Perguruan tinggi setidaknya dipengaruhi oleh dua kekuatan pertama pengaruh dari luar, yakni globalisasi dengan masuknya banyak masalah seperti narkoba termasuk terorisme. Kedua pengaruh dari dalam negeri meliputi dinamika ideologi, sosial, ekonomi, politik dan lainnya.” paparnya.
Terorisme sebenarnya bukan masalah baru tetapi sudah sejak dulu tetapi dengan penyebutannya berbeda. Dan semua persoalan ini akan menjadi hambatan terhadap perkembangan bangsa ini.
Dengan hadirnya narasumber dari BNPT ini mahasiswa akan mendapatkan informasi yang berharga, relevan dan valid dalam masalah terorisme. Harapannya informasi dan pengetahuan ini akan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk mengambil peran di tengah masyarakat dan lingkungan kampus.