Di forum Dialog Pencegahan Paham Radikal terorisme dan ISIS di Universitas Brawijaya Malang (27/8/2015), sejumlah peserta yang diberi kesempatan berbicara mengapresiasi langkah ‘Soft Approach’ BNPT dalam menghadapi paham radikal. Mereka menyadari fakta terorisme radikalisme di Indonesia bukan omong kosong atau rekayasa. Realitas ancaman bahaya itu terus menerus membayangi ideologi dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
Atas dasar itu mereka meminta BNPT untuk terus menerus mengkampanyekan bahaya kelompok terorisme, khususnya di kelompok anak muda. Karena berdasarkan data yang ada, usia 18-30 tahun mengisi sekitar 45 persen di kelompok teroris. Anak muda adalah kelompok rentan untuk kaderisasi dan regenerasi kelompok ini.
Langkah BNPT menggaet Perguruan Tinggi sudah dinilai tepat oleh sejumlah peserta. Pasalnya, Perguruan Tinggi juga punya kontribusi besar dalam meluruskan paham yang menyimpang dari ideologi negara. Kampus juga memiliki tanggung jawab sosial untuk selalu berkontribusi terhadap nilai-nilai positif di Indonesia.
Menanggapi permintaan itu, Direktur Bidang Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Drs Hamidin, memastikan bahwa kegiatan yang melibatkan masyarakat luas pasti akan terus dilaksanakan oleh lembaga ini. BNPT sangat sadar bahwa penanganan terorisme harus dilakukan secara bersama dengan melibatkan seluruh elemen komponen bangsa.
Selama ini, bukan hal baru bagi BNPT bekerja sama dengan masyarakat. Sejumlah kalangan agama, lembaga pendidikan formal, pesantren, komunitas internet, pelajar, guru, akademisi, Ustadz, dan sebagainya selalu menjadi mitra utama dan strategis lembaga ini dalam menjalankan aktifitasnya.
Mari bergabung bersama BNPT wujudkan Indonesia Damai tanpa Terorisme!!!