Jadi sasaran Rekrutmen Kelompok Radikal, Generasi Z harus Paham Bahaya Paham Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme

Surabaya – Mahasiswa baru yang saat ini termasuk ke dalam generasi z (Gen Z) harus paham akan adanya bahaya paham intoleran, radikalisme dan terorisme. Hal tersebut dikarenakan paham paham tersebut sengaja disebarkan oleh kelompok radikal terorisme terhadap para perempuan, remaja dan anak anak

Hal tersebut disampaikan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Roedy Widodo saat menjadi narasumber pada acara Talkshow Kebangsaan dengan tema “Peran Gen-Z dalam  Menanggulangi Intoleransi dan Radikalisme di  Perguuran Tinggi” di Kampus Lidah, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Rabu (28/8/2024).

“Karena kegiatan Talkshow Kebangsaan yang kami lakukan ini adalah bagian daripada bentuk untuk menanggulangi paham-paham tadi dengan sasaran mahasiswa dan gen Z,” ujar Mayjen TNI Roedy Widodo.

Lebih lanjut Deputi I BNPT menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNPT, generasi muda memang rentan terpapar dan tersusupi oleh paham-paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Dari penelitian kami, ada 3 kelompok rentan terpapar paham radikal terorisme, yaitu perempuan, remaja dan anak. Maka, program prioritas kami di tahun 2024 ini adalah memberdayakan perempuan, remaja dan anak untuk menanggulangi hal tersebut,” tutur Jenderal Bintang Dua tersebut.

Lebih lanjut, mantan Dandim 0603/Lebak itu menyebutkan bahwa program kampus kebangsaan yang dilakukan hari ini adalah upaya dari BNPT untuk menanggulangi paham-paham tersebut dan diharapkan dapat memperkuat ketahanan mahasiswa terhadap paham-paham intoleran.

 “Yang mana ujungnya adalah agar negara ini bisa memiliki daya tangkal terhadap intoleran, radikal dan terorisme. Agar negara ini tetap menjadi negara yang damai dan harmoni,” ucapnya.

Perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT tahun 2015 – 2018 itu juga menyampaikan bahwa program-program BNPT merujuk pada undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 2018 tentangh Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme yang mengedepankan kontra radikalisasi, deradikalisasi dan kesiapsiagaan nasional.

“Salah satu implementasi kesiapsiagaan nasional adalah membuat desa siap siaga di kecamatan-kecamatan di seluruh indonesia. Kemudian pada program kontra radikalisasi, kami ada Forum Koordinasi Pencegahan Teorisme (FKPT) yaitu tugasnya adalah melakukan pencegahan penyebaran paham-paham tersebut di daerah sebagai kepanjangan tangan BNPT. Kemudian ada duta damai juga, duta damai santri yang bergerak di dunia maya dan dunia nyata untuk melakukan kontra narasi terhadap paham-paham radikal terorisme,” ujar mantan Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT ini

Alumni Akmil tahun 1990 ini menambahkan, bahwa di tingkat kampus, BNPT juga mengadakan lomba jurnalis kebangsaan, kemudian ada warung NKRI digital, sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda untuk mendiskusikan masalah-masalah kebangsaan, khususnya terkait ancaman-ancaman radikal terorisme dan sebagainya.

“Kami di BNPT bekerja dengan menggunakan pendekatan pentahelix, yaitu menggandeng pemerintah baik pusat dan daerah, kedua menggandeng masyarakat, kemudian juga dengan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan damai agar tersampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Kemudian juga dengan pengusaha dan terakhir kami juga bekerjasama dengan akademisi. Makanya tadi di talkshow ini menghadirkan akademisi juga, karena kami juga menggandeng mereka,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Plh. Rektor UNESA Dr. Bambang Sigit Widodo, MP.d turut menghimbau kepada mahasiswanya agar mulai sadar bahwa mereka adalah target dari kelompok radikal intoleran dan akan menjadi sasaran indoktrinasi daripada paham-paham radikal dan intoleran yang bisa berujung pada aksi terorisme.

“Maka dengan adanya kegiatan hari ini, harapannya kita bisa memberikan penyadaran kepada generasi muda, khususnya gen Z, bahwa karakter kebangsaan ini sangat diperlukan untuk membendung pengaruh dan paham-paham radikal intoleran tersebut,” ujar Dr. Bambang Sigit Widodo.

Dalam acara Talkshow Kebagsaan tersebut Deputi I BNPT tampak didampingi Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Kolonel Sus. Dr. Hariyanto, M.Pd.